Bekasi Gandeng IPB Deteksi Dini Hewan Kurban Bermasalah, Caranya?

Rabu, 18 Juli 2018 19:55 WIB

Petugas memeriksa daging kurban saat pemotongan hewan kurban Idul Adha 1438 H di tempat pemotongan model penampungan dan pemotongan hewan kurban, Masjid Baiturrahman Al-Haq, Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta, 1 September 2017. Total 817 petugas pemeriksa kesehatan hewan dan daging kurban yang berasal dari unsur Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dan Fakultas Kedokteran IPB diturunkan. ANTARA/Reno Esnir

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, akan menggandeng Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk memeriksa hewan kurban di wilayah setempat selama perayaan hari raya Idul Adha pada 22 Agustus mendatang. Sebab, tenaga medis spesialis hewan yang dimiliki pemerintah daerah hanya tiga orang.

"Kebutuhan dokter hewan kurban mencapai 50 orang lebih," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Bekasi Momon Sulaeman, Rabu, 18 Juli 2018.

Baca: Begini DKI Larang 35 Masjid Potong Hewan Kurban Saat Asian Games


Menurut dia, puluhan dokter hewan dari IPB itu akan memeriksa puluhan ribu hewan kurban yang dijual pedagang sampai proses penyembelihan di setiap titik pemotongan.

Menurut Momon, setiap tahun, jumlah hewan kurban yang disembelih di Kota Bekasi mencapai 20 ribu ekor lebih, yang terdiri atas domba, sapi, kerbau, dan kambing. Adapun titik pemotongan mencapai 1.100 titik. "Sebelum disembelih, kami harus memastikan kondisi kesehatan hewan kurban tersebut," ujarnya.

Karena itu, kata dia, pemerintah akan segera membuat perjanjian kerja sama dengan IPB agar mengirimkan sedikitnya 50 dokter hewan untuk bertugas di Kota Bekasi. Nantinya, dokter itu dibantu petugas dari pemerintah daerah, yang jumlahnya diperkirakan mencapai 200 orang. "Petugas akan bekerja di setiap kecamatan," ucapnya.

Simak juga: Begini Keseharian Joseph, Si Polisi Gadungan Menurut Tetangga

Momon menambahkan, ada empat jenis penyakit yang diwaspadai pada hewan kurban, yakni semi katarak atau mata berwarna merah muda, kudis atau scabies, cacing hati, dan flu.

Jika hewan kurban menderita salah satu penyakit itu disarankan tidak dipotong karena bisa menimbulkan penyakit pada orang yang mengkonsumsinya. "Penyebabnya perawatan yang kurang baik serta lingkungan yang jorok," tutur Momon.

Berita terkait

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

2 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

2 hari lalu

Guru Besar IPB Ungkap Keunggulan Pendekatan Metabolomik untuk Deteksi Kehalalan Pangan

Metode-metode analisis pangan halal yang telah dikembangkan selama ini memiliki keterbatasan.

Baca Selengkapnya

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

4 hari lalu

Jumlah Penerima LPDP 2024 Capai 39.040 Orang, IPB Masuk 4 Besar Pilihan Terbanyak

Selain IPB, ada beberapa kampus favorit di dalam negeri maupun luar negeri tujuan beasiswa LPDP tahun lalu yang bisa dijadikan referensi.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

8 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

9 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

10 hari lalu

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Penulisan jurnal ilmiah bagi dosen akan membantu menyumbang angka kredit dosen, meskipun tak wajib publikasi di jurnal Scopus.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

12 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

14 hari lalu

Prodi Biologi UGM Terbaik di Indonesia QS WUR 2024 Disusul UI, Unair, dan IPB

Kampus UGM, UI, Unair, dan IPB masuk daftar prodi biologi terbaik di dunia versi QS WUR 2024.

Baca Selengkapnya

Menantu Jokowi dari Wali Kota Medan Niat Maju ke Pilgub Sumut 2024, Berikut Karier Politik dan Usaha Bobby Nasution

14 hari lalu

Menantu Jokowi dari Wali Kota Medan Niat Maju ke Pilgub Sumut 2024, Berikut Karier Politik dan Usaha Bobby Nasution

Wali Kota Medan, Bobby Nasution akan mengambil formulir Pilgub Sum dari partai-partai, kecuali PDIP. Menantu Jokowi ini lulusan mana?

Baca Selengkapnya

Kapan Idul Fitri Pertama Kali Dilaksanakan? Begini Sejarahnya

20 hari lalu

Kapan Idul Fitri Pertama Kali Dilaksanakan? Begini Sejarahnya

Imam Ibnu Katsir menjabarkan bahwa perayaan Idul Fitri pertama kali terjadi di masa Rasulullah SAW. Begini sejarahnya.

Baca Selengkapnya