Jakarta Dituding Greenpeace Kota Terpolusi, Ini Jawaban DKI

Kamis, 26 Juli 2018 17:31 WIB

Ilustrasi mendung di Jakarta. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji membantah tudingan Greenpeace, yang mengategorikan Jakarta sebagai kota terpolusi di dunia. Greenpeace merilis data mengenai kualitas udara itu kemarin.

Baca: Greenpeace Mengundang Masyarakat DKI Naik Rainbow Warrior

"Kategori udara baik artinya tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek buruk bagi kesehatan manusia ataupun hewan," ujar Isnawa dalam keterangan tertulis, Kamis, 26 Juli 2018.

Untuk membantah tudingan Greenpeace itu, Isnawa memaparkan data dari Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SKPU) di Gelora Bung milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Dari data itu terungkap bahwa parameter polutan PM10 terukur 52 ug/Nm3 atau masih jauh di bawah baku mutu yang dipersyaratkan sebesar 150 ug/Nm3. Parameter PM2.5 terukur 43 ug/Nm3 dari baku mutu 65 ug/Nm3.

Selain itu, parameter S02 sebesar 166 ug/Nm3 juga masih jauh dari baku mutu 900 ug/Nm3, NO2 terukur 156 ug/Nm3 dari ambang batas 400 ug/Nm3, dan CO terukur 1.367 ug/Nm3, yang masih sangat jauh di bawah baku mutu 30 ribu ug/Nm3.

Advertising
Advertising

Lebih lanjut, Isnawa mengklaim, berdasarkan data indeks standar pencemaran udara pada 2011 hingga awal 2018, sebagian besar kualitas udara di DKI Jakarta masuk kategori sedang.

Artinya, tingkat kualitas udara tidak mempengaruhi kesehatan manusia ataupun hewan, tapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif serta terhadap nilai estetika.

Baca: Kapal Greenpeace, Rainbow Warrior, Akan Berlabuh di Pulau Pari

Menurut Isnawa, data yang dikutip dalam rilis Greenpeace mengenai kualitas udara Jakarta yang buruk itu hanya berdasarkan data pengukuran dari dua unit SKPU milik Kedutaan Besar Amerika Serikat.

“Parameter yang diukur oleh SPKU tersebut pun hanya dua, yaitu PM10 dan PM2.5 saja, dan titik pengukurannya hanya di lokasi Kantor Kedubes Amerika Serikat dan satu titik lagi di daerah Kebayoran Baru,” ucapnya.

Setiap Kantor Kedubes Amerika di seluruh dunia memang dilengkapi dengan SKPU. Data tersebut yang dijadikan dasar dilakukan pemeringkatan tingkat polusi kota-kota di dunia oleh beberapa organisasi lingkungan hidup.

Dari hasil pengukuran kemarin, Greenpeace menyatakan Indonesia nomor satu terpolusi di dunia. Dilanjutkan dengan Krasnoyarsk di Rusia, Lahore di Pakistan, dan Vladivostok di Russia.

Berita terkait

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

8 jam lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

1 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

1 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

2 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

2 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

3 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

3 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

3 hari lalu

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, 30 April 2024, berawan tebal hingga hujan ringan.

Baca Selengkapnya