Suasana pembukaan Asian Games ke-18 Tahun 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu, 18 Agustus 2018. INASGOC/Rosa Panggabean.
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan siswa SMA Negeri 70 Jakarta penari Ratoh Jaroe dalam pesta pembukaan Asian Games 2018 menyatakan tak menerima sepeser pun uang operasional ataupun sisa operasional. Satu di antara mereka adalah Audrey Arika siswa Kelas XI.
“Belum ada yang dibayar. Tidak dikasih apa-apa," kata Audrey saat ditemui di sekolahnya, Kamis 20 September 2018.
Audrey bersama 175 temannya dari SMAN 70 terlibat sebagai penari Ratoh Jaroe yang memesona saat pembukaan Asian Games pada 18 Agustus 2018 lalu. Sampai kini, ia dan temannya tak mendapatkan apa pun, uang ataupun cinderamata, selain kebanggaan terlibat dalam kesuksesan penyelenggaraan pesta olahraga terbesar di Asia tersebut.
Pernyataan Audrey berbeda dengan isi keterangan panitia pelaksana Asian Games 2018 atau Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (Inasgoc). Dalam siaran pers yang diterima Tempo, secara khusus panitia telah membayar para penari Ratoh Jaroe yang terlibat dalam pembukaan Asian Games 2018.
Bersama sejumlah uang operasional untuk para penari, Sekretaris Jenderal Inasgoc, Eris Herriyanto, dalam siaran pers itu mengatakan, “Kami sangat berterima kasih kepada para penari, guru, dan orang tua yang telah memberikan kontribusi.”
Uang operasional, menurut Direktur Media dan Hubungan Masyarakat Inasgoc Ratna Irsana, sudah dibayarkan melalui penyelenggara acara kepada sekolah. Satu anak disebutkan mendapat 15 dolar Amerika Serikat atau Rp 200 ribu sekali latihan. Latihan 15 kali, jadi sekitar Rp 3 juta per anak.
“Inasgoc membayar lewat EO ke sekolah. Dari EO sudah membayar lunas dan kami punya semua dokumen dan bukti transfernya,” katanya.
Namun Audrey menyatakan tak tahu menahu. Padahal, dia bersama temannya telah mengikuti latihan sejak akhir April lalu.”Selama ini sekolah hanya memberi makan selama latihan. Bus untuk transportasi disediakan jika latihan diadakan di Gelora Bung Karno,” katanya menuturkan.
Teman Audrey pun menyatakan hal senada. Sekolah disebutnya tak meneruskan kompensasi seperti yang disampaikan Inasgoc. “Hanya dikasih makan dan minuman saja sama disediakan transportasi."