Kinerja Keuangan Buruk, BPR di Bekasi Ditutup OJK

Kamis, 8 November 2018 19:20 WIB

Petugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) menyegel dan mencabut izin usaha Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Sinarenam Permai Jati Asih di Bekasi, Kamis, 8 November 2018. Menurut data LPS sampai dengan awal Nopember 2018 sudah ada enam BPR yang ditutup dan dicabut ijin usahanya. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Bandung - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha Bank Perkreditan Rakyat ( BPR ) Sinarenam Permai Jatiasih (SPJ), pada Kamis, 8 November 2018. Bank yang berkantor di Komplek Grand Bekasi Centre Blok A Nomor 15, Jalan Cut Meutia, Kabupaten Bekasi, itu dinilai terpuruk karena kondisi keuangan yang semakin memburuk sejak setahun terakhir.

Baca: Banyak BPR Tutup Karena Kredit Macet

“Berdasarkan keputusan anggota Dewan Komisioner, BPR Sinarenam telah dicabut izin usahanya,” kata Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 1 Kantor Regional 2 Jawa Barat OJK, Riza Aulia, di Bandung.

Riza mengatakan, BPR SPJ sudah mendapat status pengawasan intensif sejak 11 Desember 2017. Status itu meningkat menjadi pengawasan khusus pada 25 Juli 2018 karena Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) anjlok hingga minus 3,9 persen.

OJK telah memerintahkan pemegang saham pengendali untuk menambah modal usaha. Bahkan OJK memberi kesempatan kepada BPR SPJ mendapat investor baru. Langkah itu ternyata tak membuat kondisi BPR SPJ membaik.

Dengan kondisi itu akhirnya OJK menetapkan BPR SPJ dalam status tidak dapat disehatkan pada 25 September 2018. Selanjutnya bank tersebut diserahkan penanganannya kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Pada 5 November 2018, LPS merekomendasikan OJK untuk menutup BPR SPJ. “Pencabutan izin usaha ditetapkan lewat Keputusan Anggota Dewan Komisioner lewat surat nomor KEP-186/D.03/2018 tanggal 8 November 2018,” kata Riza.

BPR SPJ per September 2018 tercatat memiliki nasabah sebanyak 410 rekening tabungan dan 41 deposito. Debitur bank tersebut berjumlah 343 debitur. Dana pihak ketiga terakhir tercatat Rp 11,162 miliar, sementara posisi kredit Rp 12,429 miliar. “Asetnya sekarang Rp 6 miliar, karena modalnya minus Rp 6 miliar,” kata Riza.

Advertising
Advertising

Riza mengatakan, BPR SPJ selama ini mengandalkan kredit konsumtif yang jumlahnya menembus 80 persen. “NPL (non performing loan) terakhir 88 persen,” kata dia.

Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 Kantor Regional 2 Jawa Barat OJK, Asep Tedi mengatakan, ada dua penyebab yang memicu kinerja keuangan BPR SPJ memburuk. “Kreditnya terkonsentrasi pada sektor konsumtif berupa kredit kolektif karyawan beberapa perusahaan. Dalam perkembangannya kredit kolektif ini bermasalah karena ada beberapa perusahaan yang tutup, bangkrut, sehingga banyak PHK. Itu penyebab utama dari sisi eksternal,” kata dia..

Asep mengatakan, BPR SPJ juga lemah dalam analisa pemberian kreditnya. “BPR ini hanya berdasarkan referensi perusahaan. Analisa kreditnya kurang memadai,” kata dia.

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

1 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengimbau kepada para pengusaha di bidang ternak ayam agar segera memenuhi standar sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

1 hari lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

2 hari lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

2 hari lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

3 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

3 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

3 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

4 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya