Kejar Serapan Tenaga Kerja, Lulusan SMK DKI 2019 Ikut Sertifikasi
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Ninis Chairunnisa
Rabu, 23 Januari 2019 14:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Bowo Irianto mengatakan masalah yang masih dihadapi oleh siswa-siswi SMK adalah tingkat serapan industri terhadap lulusan. Menurut dia, rata-rata lulusan SMK Ibu Kota yang mendapat pekerjaan setelah tiga bulan lulus baru sekitar 40 persen.
"Tapi ada juga yang mereka baru nol hari lulus langsung direkrut oleh perusahaan," kata Bowo di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Rabu, 23 Januari 2019.
Baca: Pelajar di 50 SMK Bisa Jajan di Kantin Pakai Go-Pay
Karena itu, kata Bowo, untuk meningkatkan serapan tenaga kerja lulusan SMK, pihaknya akan menyelenggarakan sertifikasi kompetensi untuk pertama kalinya secara masif pada tahun 2019. Diprediksi, sekitar 68 ribu pelajar SMK di DKI akan lulus tahun ini. "Dan 20 persennya, melalui seleksi, akan dilakukan sertifikasi kompetensi," ujarnya.
Bowo menjelaskan sertifikasi kompetensi tahun 2019 akan melibatkan 78 lembaga. Sertifikat yang nanti diperoleh siswa, kata Bowo, seperti menjadi boarding pass bagi lulusan SMK guna mencari pekerjaan, selain mengandalkan ijazah dan SKHUN.
Dinas menargetkan, sertifikasi kompetensi tahun 2019 dapat meningkatkan serapan tenaga kerja, dihitung dari tiga bulan pasca siswa-siswi SMK DKI itu lulus. "Kami berharap bisa sekitar 50 persen (dari total lulusan), syukur bisa lebih dengan adanya sertifikasi kompetensi itu," kata Bowo.
Baca: Bulog Buka Lowongan Kerja Mulai dari Lulusan SMK Hingga S1
Adapun SMK di DKI Jakarta berjumlah sekitar 580 sekolah. Ada 63 di antaranya merupakan sekolah negeri dan sisanya sekolah swasta. Fasilitas sertifikasi kompetensi untuk SMK baru dilakukan di sekolah negeri.
Di luar rencana sertifikasi, Bowo mengatakan tahun ini Pemerintah Provinsi DKI berencana akan membangun 10 SMK Negeri baru. Fokus jurusan yang dibuat berkaitan dengan industri kreatif.
Menurut Bowo, pembangunan SMK Negeri baru itu juga dilakukan untuk meningkatkan jumlah keterserapan lulusan SMK di industri. "Kita banyak kembangankan di brodcasting, multimedia dan animasi," kata dia.