Pasukan sorban Brimob Polda Metro Jaya berjaga di Gedung Bawaslu RI Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Jumat, 10 Mei 2019, di tengah unjuk rasa massa BPN Prabowo. TEMPO/Imam Hamdi
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan personil dengan keahlian khusus tergabung dalam pasukan sorban yang dibentuk untuk menjaga gelombang unjuk rasa di garda terdepan pada Pemilu 2019. Hari ini, pasukan sorban berhadapan dengan massa Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi atau BPN Prabowo melaporkan kecurangan pemilu di Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
"(Pasukan sorban) Itu merupakan pasukan Brimob Polda Metro Jaya yang mempunyai kemampuan zikir dan asmaulhusna," kata Kepala Kepolisian Resor Jakarta Pusat Harry Kurniawan kepada Tempo, Jumat, 10 Mei 2019.
Menurut Harry, Dia menuturkan bahwa polisi tidak melarang unjuk rasa asalkan berlangsung tertib. Pasukan sorban disiapkan untuk menjaga unjuk rasa agar berjalan aman dan lancar. Bahkan, para personelnya melakukan pendekatan yang lebih humanis kepada para pengunjuk rasa. "Pasukan sorban bisa mengajak massa bersalawat," ucapnya.
Tempo melihat pasukan sorban Brimob mengenakan peci dan surban putih yang melilit lehernya. Mereka berada di belakang kawat pagar yang berhadapan langsung dengan massa pengunjuk rasa dari BPN Prabowo. Namun, sejumlah demonstran tidak senang dengan keberadaan pasukan sorban yang berjaga.
"Palsu. Polisi pakai baret saja. Jangan pura-pura pakai peci," teriak seorang pengunjuk rasa di depan pasukan sorban.
Sejumlah massa BPN Prabowo lainnya lainnya juga meminta pasukan sorban membuka pagar kawat dan membiarkan mereka masuk. "Buka, buka pintunya. Buka, buka pintunya," kata mereka.