Cerita Dua Pemudik Salat Idul Fitri di Kapal di Tengah Laut
Reporter
Tempo.co
Editor
Dwi Arjanto
Kamis, 6 Juni 2019 08:38 WIB
TEMPO.CO, Makassar -Inda, 29 tahun, asal Seram Barat, Maluku, bersyukur berkali-kali di momen Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Inilah pertamakalinya salat Idul Fitri atau disingkat IED di atas kapal yang melaju di laut Jawa antara Pulau Jawa dan Pulau Sulawesi.
Perempuan yang saat ini kursus Bahasa Inggris di Sidoarjo, Surabaya ini menjalani lebaran yang berbeda.
Baca juga: Idul Fitri 2019, Begini Salat IED di Atas Kapal Antar Pulau
"Tahun lalu tak mudik. 2017 mudik dengan pesawat. Kali ini naik kapal," tutur Inda, Rabu, 5 Juni 2019 usai salat Idul Fitri di kapal KM Ciremai kepada Tempo.
Dia berubah pikiran kali ini via laut karena akan membawa banyak oleh-oleh buat orang tua dan keluarga. Selain itu berlebaran di atas kapal menjadi keinginan lama yang baru terlaksana.
Awalnya Inda sudah membeli tiket Lion rute Surabaya-Ambon seharga Rp. 1,75 juta. Inda mengembailkan tiket itu dan diganti membeli tiket KM Ciremai. KM Ciremai milik PT Pelni yang berkapasitas total sekitar 2.000 orang.
Pergantian moda mudik itu sudah dikemukakan ke orang tuanya. "Nggak masalah. Ibu dan bapak pengertian. Cuma sekali bertanya, setelah saya jelaskan keduanya mengerti. Silakan," tutur Inda yang masih lajang itu.
Jadilah Inda menikmati perjalanan mudik dengan kapal dan malah mendapat beberapa kawan baru.
Kelancaran dan sensasi salat Idul Fitri di atas kapal laut besar benar-benar disyukurinya.
"Walau belum berjumpa handai taulan, dinikmati saja karunia bisa salat IED di tengah laut. Debur ombak, angin laut adalah kebesaran Allah SWT. Dinikmati saja," demikian Inda, Rabu, 5 Juni 2019.
Lain lagi Abdul Rahman, 51, yang juga menumpang KM Ciremai. Pria asli Jambi itu tidak betul-betul mudik ke kampung halaman melainkan ikut arus mudik ke Makassar tempat anaknya bermukim.
Baca juga: Suasana Open House Prabowo, Warga Bojongkoneng: Selamanya Antri
Abdul Rahman rela menempuh maraton dari Jambi lalu Bekasi, sebelum naik KM Ciremai pada Senin, 3 Juni 2019 dari Pelabuhan Tanjung Priok. "Seumur-umur baru kali ini salat Idul Fitri di atas kapal. Ternyata lancar dan enak, " kata pria yang sehari-hari pegawai swasta tersebut.
Tak aneh, meskipun suara khutbah kadang terganggu deru mesin kapal, Abdul Rahman ingin mengulang berlebaran di atas kapal. "Ada suasana baru. Mudik dengan salat Idul Fitri lagi di kapal nggak masalah," ujarnya.