Rusuh 22 Mei, AJI Laporkan Doxing Mengancam Wartawan Peliput

Reporter

Imam Hamdi

Selasa, 9 Juli 2019 21:46 WIB

Sejumlah jurnalis menyerahkan karangan bunga duka cita kepada Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun (kiri) saat melakukan aksi unjuk rasa, di Pendopo Bupati Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober 2017. Kekerasan tersebut terjadi pada Senin malam, 9 Oktober 2017. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Komite Keselamatan Jurnalis dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) melaporkan sejumlah kekerasan yang menimpa wartawan saat meliput rusuh 22 Mei 2019 di Jakarta kepada Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada Selasa, 9 Juli 2019.

Ketua Bidang Advokasi Aliansi Jurnalis Independen, Sasmito, mengatakan banyak jurnalis menerima kekerasan fisik dan penghalangan saat meliput rusuh 22 Mei lalu. "Bahkan setelah kerusuhan, wartawan yang meliput kerusuhan 22 Mei masih menerima doxing," kata Sasmito di kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat.

Baca: Rusuh 22 Mei: Luka Tembak Korban sampai Dugaan Kekerasan

Komite mencatat 21 wartawan mengalami kekerasan fisik, intimidasi, hingga doxing setelah rusuh 22 Mei. Doxing adalah upaya mencari dan menyebarluaskan informasi pribadi seseorang di internet untuk tujuan menyerang dan melemahkan seseorang atau persekusi online.

Doxing tersebut dialami dua jurnalis dari Assosiated Press (AP). Identitas dua jurnalis itu dibuka dan disebarkan di media sosial. Begitu juga akun email mereka disebarluaskan. "Mereka akhirnya mendapatkan intimidasi dan teror."

Sasmito berharap polisi bisa memproses hukum pelaku yang menyebarkan identitas dua wartawan AP tersebut. Doxing adalah salah satu ancaman dalam kebebasan pers. "Kami berharap laporan ini ditindaklanjuti," ujarnya.

Anggota Komnas HAM Beka Ulung Hapsara berjanji mendorong polisi untuk memproses dugaan pelanggaran pidana doxing. "Kalau ada unsur pidana dalam tindakan itu kami akan dorong proses penyelidikan itu berjalan," kata Beka.

Baca juga: Kekerasan Terhadap Wartawan di Munajat 212, Ini Pernyataan FPI

Beka menuturkan, Komnas HAM juga menyorot informasi di media sosial mengenai perkembangan pengusutan rusuh 22 Mei lalu. Salah satunya perkembangan isunya di Twitter yang ramai antara kubu 01 dan 02. Berdasarkan informasi di media sosial, jika doxing yang dilakukan oleh kubu pasangan 01 Jokowi-Maruf didiamkan oleh aparat. Sedangkan doxing oleh kubu 02 Prabowo-Sandiaga diproses hukum. "Selama yakin ada unsur pidana silahkan laporkan saja ke polisi."

IMAM HAMDI

Berita terkait

Debat Capres: Anies Baswedan Sebut Harun Al Rasyid Tewas Ditembak, Kasus Belum Tuntas Sampai Sekarang

13 Desember 2023

Debat Capres: Anies Baswedan Sebut Harun Al Rasyid Tewas Ditembak, Kasus Belum Tuntas Sampai Sekarang

Saat debat capres, Anies Baswedan sebut Harun Ar-Rasyid yang tewas saat memprotes hasil Pemilu 2019, begini peristiwanya.

Baca Selengkapnya

Sosok Harun Al Rasyid yang Disinggung Anies di Debat, Tewas Ditembak saat Kerusuhan 22 Mei

12 Desember 2023

Sosok Harun Al Rasyid yang Disinggung Anies di Debat, Tewas Ditembak saat Kerusuhan 22 Mei

Calon wakil presiden nomor urut satu, Anies Baswedan, menyebut nama Harun Al Rasyid dalam debat pertama calon presiden pemilu tahun 2024

Baca Selengkapnya

Kembali ke Persidangan, Kivlan Zen Curigai Dendam Wiranto

18 Desember 2019

Kembali ke Persidangan, Kivlan Zen Curigai Dendam Wiranto

Persidangan Kivlan Zen sempat terhenti lebih dari satu bulan lantaran menunggunya selesai berobat.

Baca Selengkapnya

Saksi Sidang Habil Marati Ungkap Rencana Eksekusi Yunarto Wijaya

7 November 2019

Saksi Sidang Habil Marati Ungkap Rencana Eksekusi Yunarto Wijaya

Di sidang Habil Marati, saksi ungkap terima perintah dari Kivlan Zen. Yunarto Wijaya disebut sebagai pengkhianat bangsa.

Baca Selengkapnya

Di Sidang, Saksi Sebut Wiranto dan Luhut Pengkhianat TNI

1 November 2019

Di Sidang, Saksi Sebut Wiranto dan Luhut Pengkhianat TNI

Terdakwa perkara kepemilikan senjata api ilegal, Helmi Kurniawan alias Iwan, menganggap Wiranto dan Luhut Binsar Panjaitan sebagai pengkhianat TNI

Baca Selengkapnya

Uang Beli Senjata Api, Saksi Tegaskan Hubungan Habil dan Kivlan

31 Oktober 2019

Uang Beli Senjata Api, Saksi Tegaskan Hubungan Habil dan Kivlan

Saksi sebut Kivlan bilang uang (untuk membeli senjata api) dari Habil Marati. Mengaku yunior yang patuh kepada senior.

Baca Selengkapnya

Sidang Habil Marati, Saksi Ungkap Perintah Kivlan Zen

31 Oktober 2019

Sidang Habil Marati, Saksi Ungkap Perintah Kivlan Zen

Satu terdakwa kepemilikan senjata api ilegal dalam kerusuhan 22 Mei lalu bersaksi di perkara yang sama dengan terdakwa politikus PPP Habil Marati.

Baca Selengkapnya

TPF Komnas HAM: Polisi Lakukan Kekerasan pada Kerusuhan 22 Mei

28 Oktober 2019

TPF Komnas HAM: Polisi Lakukan Kekerasan pada Kerusuhan 22 Mei

Tim Pencari Fakta Komnas HAM merilis hasil temuan mereka atas tindakan kekerasan anggota polisi dalam kerusuhan 22 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: 10 Orang Tewas dalam Kerusuhan 22 Mei

28 Oktober 2019

Komnas HAM: 10 Orang Tewas dalam Kerusuhan 22 Mei

Komnas HAM menyatakan dari sembilan korban yang tewas di Jakarta, delapan orang di antaranya meninggal akibat peluru tajam.

Baca Selengkapnya

Dari Demo ke Demo, Kisah Dokter Tersangka Kasus Ninoy Karundeng

18 Oktober 2019

Dari Demo ke Demo, Kisah Dokter Tersangka Kasus Ninoy Karundeng

Dokter Insani disangka ikut melakukan interogasi dan tak memberikan pengobatan kepada Ninoy Karundeng yang mengalami luka akibat dianiaya demonstran

Baca Selengkapnya