100 Tim SAR Gabungan Cari Anak Tenggelam di Kali Bekasi
Reporter
Adi Warsono (Kontributor)
Editor
Ninis Chairunnisa
Rabu, 10 Juli 2019 14:26 WIB
TEMPO.CO, Bekasi - Seorang bocah berusia 7 tahun, Joko Ibrahim dilaporkan hilang tenggelam di Kali Bekasi, Kampung Pangkalan, Desa Babelan Kota, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi sejak Selasa, 9 Juli 2019. Karena itu, Tim SAR gabungan sekarang tengah melakukan pencarian.
"Hari ini merupakan hari kedua pencarian terhadap korban yang masih belum ditemukan," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta selaku SAR Mission Coordinator, Hendra Sudirman, Rabu, 10 Juli 2019.
Baca: Tidur di Tepi Ciliwung, Sopir Angkot Asal Tegal Tewas Tercebur
Joko dilaporkan tenggelam ketika hendak menyebarangi kali dengan cara berenang usai mencari burung. Diduga karena kemampuannya minim, sampai di tengah sungai, Joko yang hampir tenggelam panik dan meminta bantuan empat temannya yang sama-sama mandi.
Empat temannya berupaya menolong. Namun korban tak terlihat lagi sehingga dilaporkan ke penduduk setempat dan diteruskan ke pihak berwenang di sana.
Tim SAR gabungan tak lama kemudian tiba di lokasi melakukan penyisiran. Namun sampai malam hari belum membuahkan hasil. "Kami optimalkan operasi SAR dengan menurunkan tim penyelam menyisir area sekitar lokasi kejadian dan mudah-mudahan korban bisa cepat ditemukan," kata Hendra.
Baca: Anak Tenggelam di Kali Batang Hari Ditemukan
Hendra menyebut ada sekitar 100 personil dalam operasi pencarian korban. Mereka adalah gabungan dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Jakarta, Damkar Kabupaten Bekasi, Koramil Babelan, Polsek Babelan Kota, Korgad, Destana Babelan Kota, Tagana, Senkom, Rakomba, SAR MTA, Hirpala, KCR, dan Squad PB. "Operasi SAR pada hari ini akan membagi area pencarian menjadi tiga," kata dia.
Tim pertama, kata Hendra, melakukan pencarian dengan penyelaman dan menebar jangkar menggunakan perahu karet hingga sejauh 200 meter dari lokasi korban tenggelam kemudian tim kedua melakukan pencarian dengan penyisiran di sepanjang aliran kali Bekasi hingga sejauh tiga kilometer. "Dan SRU ketiga melakukan pengamatan secara visual dari darat," ujarnya.