Gugatan Polusi Udara, Pemerintah Diminta Tak Tunggu Putusan

Editor

Febriyan

Kamis, 1 Agustus 2019 15:12 WIB

Sejumlah pejalan kaki menggunakan masker ketika melintas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis 25 Juli 2019. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta akan meningkatkan layanan angkutan umum massal, mulai dari MRT dan kendaraan umum massal lainnya, menyediakan perlengkapan uji emisi kendaraan bermotor dan penambahan ruang hijau terbuka serta penanaman pohon yang dapat menyerap polutan seperti PM 2,5 di udara yang dikeluarkan sebagian besar oleh asap pembuangan kendaraan bermotor. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pengacara Koalisi Insiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta (Ibu kota), Nelson Nikodemus Simamora, meminta pemerintah tidak menunggu hasil putusan gugatan soal polusi udara untuk melakukan aksi. Nelson menilai pemerintah seharusnya bisa segera melakukan sesuatu untuk menekan polusi.

"Jangan menunggu kalah atau menang putusan karena terlalu lama nanti," kata Nelson usai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis, 1 Agustus 2019.

Menurut dia, sekitar 10 juta warga Ibu Kota menghirup udara kotor setiap harinya. Berdasarkan laman resmi AirVisual pada Kamis siang ini, udara di Jakarta masih terpapar polusi.

Kondisi paling buruk terjadi di kawasan Mangga Dua Selatan pada angka 168 dengan konsentrasi parameter PM2.5 sebesar 89 ug/m3. Nilai itu jauh lebih tinggi dari rata-rata angka pencemaran udara DKI Jakarta yang tercatat di angka 161 atau dengan parameter PM2.5 konsentrasi 75,4 ug/m3. DKI Jakarta sendiri tercatat sebagai kota dengan udara terkotor di dunia pada hari ini.

Nelson menjelaskan, pemerintah DKI bisa merealisasikan masukan dari beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang juga tergabung dalam Gerakan Ibukota. Pemerintah DKI sebelumnya mengundang organisasi dalam rangka membahas upaya pengendalian kualitas udara di Jakarta.

Advertising
Advertising

Pertemuan berlangsung di Blok G lantai 23 Gedung Balai Kota Jakarta pada Rabu, 17 Juli 2019. Surat undangan ditandatangani oleh Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI Yusmada Faizal.

Dalam pertemuan itu, Gerakan Ibukota mengusulkan agar DKI menambah alat pantau kondisi udara. Dengan begitu, DKI bisa mengetahui sumber pencemaran. Saat ini, Nelson menduga, pemerintah tidak memiliki data penyebab polusi.

"Sumber pencemar di Jakarta itu apa? Kendaraan bermotor kah atau industri kah? Berapa persen?" tanya dia.

Sidang pertama perkara polusi udara Jakarta sendiri dimulai pada hari ini. Agenda sidang adalah memeriksa kelengkapan berkas dan menentukan jadwal mediasi. Jadwal mediasi ditunda lantaran penggugat dan tergugat belum melengkapi syarat administasi.

Gugatan warga negara atau citizen lawsuit tersebut dilayangkan oleh 31 orang pada Kamis, 4 Juli 2019. Mereka menggugat Presiden RI, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Barat, dan Gubernur Banten untuk memenuhi hak mereka sebagai warga negara untuk memperoleh udara bersih.

Berita terkait

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

16 jam lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

2 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

6 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

7 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

8 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

8 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

9 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

10 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya