Air Bersih Terdampak Kemarau Panjang, Palyja Beli Air di Aetra

Minggu, 25 Agustus 2019 15:15 WIB

PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA) operator penyediaan dan pelayanan air minum di wilayah Barat DKI Jakarta, akan melakukan pekerjaan teknis di Instalasi Pengolahan Air (IPA) 2 Pejompongan, Jakarta Pusat. (dok Palyja)

TEMPO.CO, Jakarta -PT PAM Lyonnaise Jaya disingkat Palyja tak menampik musim kemarau yang melanda Jakarta berdampak terhadap suplai air baku milik mereka yang salah satu dampaknya ialah menurunnya kualitas air bersih mereka.

"Terjadi penurunan kualitas sumber air baku dari Kali Krukut karena musim kemarau dan mengakibatkan penurunan debit produksi IPA Cilandak," ujar Corporate Communications and Social Responsibilities Division Head Lydia Astriningworo saat dihubungi Tempo, Ahad, 25 Agustus 2019.

Sebagai solusi dari permasalahan itu, Lydia menjelaskan pihaknya membeli persediaan air milik PT Aetra Air Jakarta. Jumlah air yang dibeli disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang selama ini mendapat suplai air dari Kali Krukut dan IPA Cilandak.

Untuk sumber air Palyja lainnya, Lydia menjelaskan persediaannya masih dalam kategori aman. Adapun sumber air Palyja selama ini berasal dari Kanal Tarum Barat dengan sumber air dari Waduk Jatiluhur sebesar 64,7 persen, Kali Krukut 4,1 persen, dan Cengkareng Drain 1,5 persen.

"Di samping itu ada pula air bersih yang langsung dibeli PALYJA dari PDAM Tangerang sebanyak 29,7 persen," ujar Lydia

Advertising
Advertising

Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini kekeringan untuk wilayah Jakarta dan Banten mulai dari tanggal 20 Agustus hingga 20 - 60 hari ke depan. Kekeringan terjadi karena musim kemarau yang cukup panjang dan membuat curah hujan berkurang.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kelas II Tangerang Selatan BMKG Yanuar Henry Pribadi menjelaskan curah hujan Jakarta cukup rendah, yakni berkisar di angka 1 - 20 mm per dasarian atau sepuluh hari. Padahal, normalnya curah hujan adalah 50 mm per dasarian.

Adapun wilayah yang diprediksi akan mengalami kekeringan itu, antara lain Jakarta Pusat; Menteng, Gambir, Kemayoran, dan Tanah Abang, Jakarta Timur; Halim, Pulogadung, Cipayung, Jakarta Selatan; Tebet, PasarMinggu, dan Setiabudi, dan terakhir Jakarta Utara; Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, dan Penjaringan.

Dampak kekeringan di level waspada ialah terjadinya pengurangan ketersediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih, memperparah polusi udara di Jakarta, dan akan berdampak banyak pada sektor pertanian yang menggunakan sistem tadah hujan di wilayah Banten dan DKI Jakarta.

Berita terkait

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

16 jam lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

10 Ribu Perempuan di Jalur Gaza Tewas dalam Serangan Israel

16 hari lalu

10 Ribu Perempuan di Jalur Gaza Tewas dalam Serangan Israel

Ada lebih dari 10 ribu perempuan di Jalur Gaza tewas akibat enam bulan serangan Israel yang melelahkan.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

25 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya

Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

33 hari lalu

Ketersediaan Air Bersih di Cirebon Raya Rendah, Peneliti BRIN Usulkan Optimalisasi Waduk Jatigede

Peneliti BRIN merekomendasi optimalisasi Waduk Jatigede untuk mengatasi rendahnya tingkat akses air bersih di wilayah Cirebon Raya.

Baca Selengkapnya

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

39 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

45 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

46 hari lalu

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

Tim mahasiswa UI mendapat pendanaan untuk proyek solusi air bersih di Cipayung. Disesuaikan dengan target pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

Baca Selengkapnya

Tim Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di TPA Cipayung

46 hari lalu

Tim Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di TPA Cipayung

Tim mahasiswa UI akan melakukan eksplorasi kondisi air tanah serta mengedukasi masyarakat setempat mengenai pentingnya air bersih.

Baca Selengkapnya

16 Kampung di Distrik Kokoda Utara Papua Belum Mendapat Akses Air Bersih dan Listrik

47 hari lalu

16 Kampung di Distrik Kokoda Utara Papua Belum Mendapat Akses Air Bersih dan Listrik

Masyarakat Distrik Kokoda Utara meminta pemerintah daerah memperhatikan kebutuhan dasar mereka berupa air bersih dan listrik.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

49 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya