Tinggalkan Penampungan DKI, Pencari Suaka Dibagikan Uang 1 Juta

Jumat, 30 Agustus 2019 18:31 WIB

Petugas dari UNHCR saat sedang mendata pencari suaka yang hendak diberikan bantuan uang tunai dengan cara mengeluarkan mereka dari lokasi penampungan di eks gedung Kodim, Kalideres, Jakarta Barat, pada Jumat, 30 Agustus 2019. Tempo/Adam Prireza

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pencari suaka asal Afganistan, Muhammad Ali, 22 tahun, mengaku belum memiliki tujuan di luar penampungan yang beberapa lama ini dihuni di eks gedung kodim, Kalideres, Jakarta Barat. Dia dan yang lainnya diharuskan sudah angkat kaki per Sabtu besok, 31 Agustus 2019, setelah dipindahkan ke sana Juli lalu.

Ali sedang menunggu namanya dipanggil oleh petugas petugas United Nation High Commisioners for Refugee (UNHCR) Indonesia dalam rangka pendataan untuk pemberian uang tunai saat ditemui Jumat 30 Agustus 2019. "Namaku hari ini belum dipanggil. Besok mungkin kalau dipanggil dan diberi uang, baru menentukan tujuan akan ke mana," katanya.

Menurut Ali, dari teman-temannya yang sudah lebih dulu dipanggil, UNHCR memberikan bantuan sebesar Rp 1 juta untuk satu orang pencari suaka. Namun belum jelas apakah uang tersebut akan diberikan tiap bulan atau hanya bulan ini saja. "Kata teman, bantuan diberikan selama enam bulan. Tapi barusan saya dengar uang dikasih hanya untuk bulan ini saja," kata pria yang sudah fasih berbahasa Indonesia itu.

Ali mengatakan kalau dirinya bersama empat orang lainnya akan patungan menggunakan uang bantuan itu untuk menyewa kontrakan yang murah di sekitar Jakarta. Meski begitu, Ali merasa uang tersebut tak cukup untuk hidup di Ibu Kota.

Sama seperti Ali, seorang pencari suaka asal Afghanistan yang enggan disebut namanya juga belum memiliki tujuan. Pemuda berusia 19 tahun itu berharap ada kepastian bantuan tempat tinggal untuk para pencari suaka sampai proses pemindahan ke negara ketiga oleh UNHCR. "Kami tidak tahu mau ke mana. Ibu dan Bapak saya sakit dan kami minta kepastian," kata pemuda yang sudah dua tahun berada di Indonesia itu.

Advertising
Advertising

Berdasarkan pemantauan Tempo, sejak pagi hingga sore hari petugas UNHCR memanggil nama-nama pencari suaka yang telah mereka daftar. Para pengungsi diberikan penyuluhan kemudian dibawa ke Sudanese Africa Asian School (SAAS) di Jalan Asem Baris, Tebet, Jakarta Selatan untuk mengambil uang. Setidaknya sepanjang hari ini sekitar 150 pengungsi telah dibawa ke lokasi itu menggunakan bus Transjakarta.

Petugas UNHCR di lapangan menolak diwawancarai. Koordinator tim Taruna Siaga Bencana yang menjaga eks gedung Kodim, Iwan, mengatakan kalau para pencari suaka dibebaskan untuk mencari tempat tinggal setelah menerima uang bantuan di Tebet. "Setelah menerima uang mereka dibawa ke stasiun terdekat dan dibebaskan pergi ke mana. Yang saya tahu seperti itu," tutur Iwan.

Pemerintah DKI tak mampu lagi memfasilitasi pencari suaka. Alasannya, logistik yang terbatas dan batas waktu bantuan tanggap darurat dari Dinas Sosial DKI maksimal 14 hari. Sementara, penyaluran bantuan dari DKI telah melewati batas waktu, yakni 41 hari terhitung sejak 22 Juli-31 Agustus.

Berita terkait

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

26 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

42 hari lalu

Tim UNHCR dan IOM Dikerahkan ke Aceh untuk Bantu Pengungsi Rohingya Korban Kapal Terbalik

Tim UNHCR dan IOM dikerahkan ke Aceh Barat dan untuk membantu pemerintah setempat memberikan bantuan pada pengungsi Rohingya korban kapal terbalik

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

44 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Menlu Retno: Stabilitas di Myanmar Jadi Kunci Penyelesaian Isu Rohingya

8 Januari 2024

Menlu Retno: Stabilitas di Myanmar Jadi Kunci Penyelesaian Isu Rohingya

Menlu Retno mengatakan demokrasi dan stabilitas di Myanmar menjadi kunci penyelesaian isu Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sedang Siapkan Penampungan untuk Pengungsi Rohingya di Sumut

5 Januari 2024

Pemerintah Sedang Siapkan Penampungan untuk Pengungsi Rohingya di Sumut

Irjen Rudolf Alberth Rodja mengatakan pemerintah tengah mencarikan penampungan untuk pengungsi Rohingya di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Polemik Pengungsi Rohingya di Aceh Sejak November 2023

4 Januari 2024

Kontroversi Polemik Pengungsi Rohingya di Aceh Sejak November 2023

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh menuai polemik. Berikut beberapa catatan kontroversi penanganannya yang terjadi sejak November 2023

Baca Selengkapnya

UNHCR Tangani 157 Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Deli Serdang

2 Januari 2024

UNHCR Tangani 157 Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Deli Serdang

UNHCR sedang menangani 157 pengungsi Rohingya yang terdampar di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Baca Selengkapnya

Menangani Masalah Pengungsi, Sejak Kapan UNHCR Beroperasi di Indonesia?

31 Desember 2023

Menangani Masalah Pengungsi, Sejak Kapan UNHCR Beroperasi di Indonesia?

UNHCR adalah sebuah badan organisasi PBB yang berfokus pada penanganan masalah pengungsi.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Sesalkan Pengusiran Pengungsi Rohingya oleh Mahasiswa

29 Desember 2023

Komnas HAM Sesalkan Pengusiran Pengungsi Rohingya oleh Mahasiswa

Komnas HAM menyesalkan insiden pengusiran pengungsi Rohingya di Gedung Balee Meuseuraya Aceh, Banda Aceh, oleh mahasiswa beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Soal Polemik Pengungsi Rohingya, Pakar UM Surabaya Ingatkan Soal Konvensi Jenewa 1951

29 Desember 2023

Soal Polemik Pengungsi Rohingya, Pakar UM Surabaya Ingatkan Soal Konvensi Jenewa 1951

Pakar Hukum Internasional UM Surabaya Satria Unggul Wicaksana mengingatkan risiko dari penolakan pengungsi Rohingya itu.

Baca Selengkapnya