Menolak Dipindahkan, Ratusan Pencari Suaka Teriak Keadilan
Reporter
Muh Halwi
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Senin, 2 September 2019 14:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan pencari suaka menolak dipindahkan dari penampungan pengungsi di gedung eks kodim, Kalideres, Jakarta Barat, Senin 2 September 2019. Mereka merasa badan pengungsi PBB atau UNHCR tidak adil dan lamban dalam membantu pemindahan mereka ke negara ketiga.
"We want justice, we need shelter. Justice, justice, justice," teriak ratusan pengungsi dari sejumlah negara itu berkali-kali di penampungan, Senin, 2 September 2019.
M. Ayan pengungsi asal Afganistan menjelaskan dia sudah empat tahun di Indonesia dan merasa dibohongi oleh UNHCR. Dia menyebut saat mereka tiba Indonesia, UNHCR berjanji akan bertanggungjawab sepenuhnya kepada para pengungsi. Namun sampai sekarang, mereka belum juga mendapatkan negara ketiga yang diinginkan.
Selain menuding UNHCR lamban, Ayan mengeluhkan uang yang diberikan untuk pindah dari tempat penampungan tidak cukup untuk hidup. Dia juga belum memperoleh kepastian apakah UNHCR akan memberikan uang pada bulan selanjutnya.
Hingga 2 September, lebih kurang 700 pengungsi asal Afganistan dan puluhan lainnya asal Somalia belum dipindahkan dari Kalideres.
Pada pukul 11.30 WIB UNHCR datang ke penampungan dan melakukan negosiasi supaya para pengungsi mau meninggalkan penampungan. Namun mereka ramai-ramai menolak untuk pindah. Pemerintah sedianya meminta pengungsi keluar dari penampungan pada 31 Agustus 2019, namun batas waktu diperpanjang hingga Senin, 2 September 2019.
Meski menolak pindah dari penampungan, para pencari suaka mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia karena sudah memberikan tempat tinggal sementara. Ucapan terima kasih itu disampaikan dengan membagikan bunga mawar kepada petugas keamanan, UNHCR, dan wartawan yang selama ini memberi perhatian kepada mereka di penampungan.