BMKG: Ada 10 Wilayah di DKI Tak Diguyur Hujan Lebih dari 100 Hari

Reporter

Antara

Sabtu, 5 Oktober 2019 07:46 WIB

Kapal milik Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta kandas di Setu Babakan yang sedang menyusut debit airnya, di Srengseng Sawah, Jakarta, 13 September 2017. Menyusutnya air selain dikarenakan sedang ada proyek pengerukan, juga disebabkan musim kemarau yang belum berakhir. TEMPO/Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mencatat ada 10 wilayah di DKI Jakarta yang mengalami kemarau ekstrim atau lebih dari 100 hari tanpa hujan (HTH).

"Untuk wilayah DKI Jakarta, yang sudah masuk kategori ekstrim atau lebih dari 60 hari tanpa hujan ada di kecamatan seperti Istana, Angke, Kebangan Utara, Cideng, Pulogadung, Kamayoran, Rawa Badak," kata Kepala Subbidang Analisis Informasi Iklim BMKG, Adi Ripaldi, Jumat, 4 Oktober 2019.

Adi mengatakan wilayah-wilayah tersebut mengalami hari tanpa hujan lebih dari 100 hari. Wilayah paling tinggi HTH, yakni Rawa Badak di Jakarta Utara yang mengalami 136 hari tanpa hujan.

Lalu wilayah Jakarta Utara lain, yaitu Sunter Kodama 114 HTH dan Stamar Tanjung Priok 114 HTH. Selanjutnya Pulodagung, Jakarta Timur 114 HTH. Di Jakarta Selatan di Setia Budi Timur 114 HTH.

Berikutnya di Jakarta Barat ada Kembangan Utara sudah 113 HTH. Daerah terbanyak ada di wilayah Jakarta Pusat, yaitu Angke Hulu 107 HTH, Istana 113 HTH, Karet P 107 HTH dan Slamet Kemayoran 114 HTH.

Advertising
Advertising

Adi mengatakan BMKG memiliki 6.000 alat penakar hujan yang tersebar di 60 titik di wilayah DKI Jakarta. Alat itu berfungsi mengamati hujan untuk mengukur HTH setiap harinya di setiap kecamatan.

HTH dengan lama 21-30 hari masuk kriteria HTH panjang, sedangkan HTH lebih dari 60 hari termasuk kategori ekstrim.

Meski begitu, Adi mengatakan kondisi ini tidak seekstrim musim kemarau pada 2015 yang juga memiliki HTH mencapai 100 hari. Kala itu, musim kemarau dipengaruhi oleh Elnino yang kuat. Sedangkan tahun ini ada pengaruh Elnino lemah. "Tapi kemarau 2019 lebih kering jika dibandingkan dengan kemarau 2018," kata dia.

Berkaitan dengan itu, Adi mengatakan BMKG telah mengeluarkan informasi peringatan dini adanya kemarau ekstrim berdasarkan jumlah hari tanpa hujan di sejumlah wilayah, termasuk wilayah-wilayah yang disebutkan tadi. "Kami menyebutnya peringatan dini kekeringan meteorologis," ujarnya.

Adi mengatakan kekeringan meteorologi ini akan berdampak bagi wilayah yang mengandalkan sumber air dari air hujan dan tidak berlaku untuk wilayah yang sumber air dipasok oleh perusahaan air minum. "Untuk wilayah DKI yang punya air PAM belum jadi masalah, tapi yang mengandalkan air sumur pasti bermasalah, karena untuk penambahan air bergantung hujan, seperti di wilayah Rorotan dan Rawa Badak sudah ada warga yang kesulitan air," kata Adi.

Berita terkait

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

14 menit lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

8 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

20 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

1 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

1 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

2 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

2 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya