AJI Desak Polisi Serius Tangani Kekerasan Terhadap Jurnalis

Editor

Febriyan

Minggu, 6 Oktober 2019 17:17 WIB

Mahasiswa, pelajar, jurnalis, dan aktivis pro-demokrasi berdemonstrasi dengan nama #Gejayan Memanggil menuju Gejayan, Yogyakarta (TEMPO/Shinta Maharani)

TEMPO.CO, Jakarta - Divisi Advokasi Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Erick Tanjung mendesak polisi untuk serius menangani kasus kekerasan terhadap jurnalis yang dilakukan oleh aparat. Menurut dia, sejauh ini belum ada satu pun kasus kekerasan aparat kepada jurnalis yang masuk ke ranah pengadilan.

"Kasus kekerasan pers oleh aparat yang ditangani oleh AJI belum pernah ada yang disidangkan, khususnya Jakarta, ya," kata Erick saat dihubungi Tempo, Ahad, 6 Oktober 2019.

Pernyataan Erick tersebut terkait dengan kasus kekerasan oleh aparat polisi terhadap jurnalis yang marak terjadi saat peliputan demonstrasi beberapa pekan terakhir. Di Jakarta saja, setidaknya ada empat kasus kekerasan yang menimpa jurnalis karena merekam aksi polisi saat menertibkan demonstran.

Tak hanya kasus kekerasan yang melibatkan aparat kepolisian, Erick mengatakan kasus kekerasan kepada jurnalis yang terjadi di Jakarta dengan terduga sekelompok masyarakat pun juga belum pernah ada yang disidangkan. Bahkan tak jarang kasus tak sampai ke proses penyidikan di kepolisian.

"Dulu ada satu di Bekasi yang sampai disidangkan, kasus pemukulan oknum partai PAN kepada jurnalis Radar Bekasi. Tapi kalau dengan terduga pelaku polisi, belum pernah ada yang sampai sidang," kata dia.

Jumat lalu, keempat jurnalis yang mengalami tindak kekerasan oleh aparat saat peliputan demonstrasi melapor ke Polda Metro Jaya. Keempat jurnalis itu adalah jurnalis Kompas.com Nibras Nada Nailufar, Haris Prabowo jurnalis Tirto, Tri Kurnia Yunianto jurnalis Katadata.com, dan Vany Fitria jurnalis Narasi TV.

Advertising
Advertising

Mereka mendapatkan tindakan kekerasan dan penghalang-halangan pada saat meliput Aksi 24 September 2019. Perlakuan itu mereka dapatkan karena merekam tindak kekerasan aparat kepada massa pendemo di aksi tersebut.

Namun, dari empat laporan yang diajukan ke Polda Metro Jaya, hanya laporan Nibras dan Tri Kurnia saja yang diterima oleh polisi. Itu pun setelah mereka diping-pong oleh petugas dan harus memakan waktu hingga 10 jam.

Sedangkan untuk Haris dan Vany laporan masih belum diterima. Alasannya, laporan tersebut kurang alat bukti. Mereka lalu memutuskan untuk meneruskan laporan ke Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Bareskrim Mabes Polri pada pekan depan.

Polda Metro Jaya belum memberikan tanggapan atas penolakan laporan kekerasan terhadap jurnalis yang diduga dilakukan aparat tersebut.

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

10 jam lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

3 hari lalu

7 Tahun Berdiri, AMSI Dorong Ekosistem Media Digital yang Sehat

Selama tujuh tahun terakhir, AMSI telah melahirkan sejumlah inovasi untuk membangun ekosistem media digital yang sehat dan berkualitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

3 hari lalu

AJI Gelar Indonesia Fact Checking Summit dan Press Freedom Conference

AJI menilai kedua acara ini jadi momentum awal bagi jurnalis di Indonesia dan regional untuk mempererat solidaritas.

Baca Selengkapnya

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

7 hari lalu

Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

8 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

9 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

10 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

15 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

16 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya