Pembahasan Wagub DKI Mandek, Pengamat: Lobi Politik Mentok
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Ninis Chairunnisa
Selasa, 22 Oktober 2019 13:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan pembahasan wakil gubernur atau wagub DKI Jakarta mandek. Salah satu penyebabnya, menurut dia, lantaran lobi politik di DPRD DKI jalan di tempat.
"Problemnya dua nama yang diusulkan PKS itu mentok dan tak diterima di DPRD. Itu artinya ada lobi-lobi politik yang mentok," kata Adi saat dihubungi Tempo, Selasa, 22 Oktober 2019.
Adi menanggapi masuknya Partai Gerindra dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin. Pada Senin, 21 Oktober 2019, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyatakan siap membantu pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Keputusan ini, Adi mengatakan tak berdampak pada pemilihan wagub DKI. Sebab, Gerindra telah memberikan jatah kursi DKI 2 itu untuk kader PKS.
"Tak berdampak apapun karena secara politik kursi wagub sudah diserahkan ke PKS," kata Adi.
Namun, Pengamat politik asal Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengatakan PKS terkesan berjuang sendirian untuk meloloskan dua calonnya. "Padahal mereka adalah sekutu utama saat Pilkada (DKI 2017)," kata dia.
Hingga kini, kursi wagub DKI masih kosong. Dua partai pengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno, PKS dan Gerindra, telah mencalonkan dua nama, yaitu Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto. Bola pemilihan ada di tangan DPRD DKI. Akan tetapi, rapat paripurna (rapur) pemilihan wagub tak kunjung digelar bahkan sampai anggota dewan periode baru.