Badan Geologi: Laju Penurunan Air Tanah Jakarta Bisa Diperlambat

Jumat, 1 November 2019 11:00 WIB

Pekerja dari PT. KAI sedang melakukan pemadatan pada pasak rel kereta di kawasan Manggarai, Jakarta, Rabu (24/12). Pemasakan untuk mengantisipasi amblasnya bantalan rel akibat penurunan tekstur tanah, yang bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan. TEMP

TEMPO.CO, Jakarta - Laju penurunan air tanah di Jakarta masih bisa diperlambat, menurut Badan Geologi Kementerian ESDM. Faktor pengaruh manusia masih bisa dikendalikan, sedangkan faktor geologi sudah tidak bisa diapa-apakan lagi.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Rudy Suhendar mengungkapkan faktor penurunan permukaan air tanah itu ada yang bersifat alami dan ada yang campur tangan manusia.

"Yang alami disebabkan adanya natural consolidation, secara alami lapisan-lapisan di bawah tanah termampatkan serta pengaruh pergerakan tektonik. Namun untuk tektonik ini tidak dalam hitungan tahun atau puluhan tahun tetapi dalam ratusan tahun," ujar Rudy di Jakarta, Jumat 1 November 2019.

Dia mengungkapkan, penurunan tanah di Jakarta bagian Utara bukan fenomena baru tapi sudah terjadi lama karena secara geologi wilayah Jakarta Utara tersusun dari batuan aluvium yang usianya relatif muda, belum terkonsolidasikan sempurna. "Itulah secara geologi-nya, itu tidak bisa kita upayakan apa-apa," kata Rudy.

Untuk faktor yang dipengaruhi manusia, Rudy menyebut beban bangunan dan ekstraksi (pengambilan) air tanah menjadi penyebab naiknya laju permukaan air tanah.

"Salah satu contohnya yang kita tahu jalan tol bandara sudah turun, juga gedung di depan stasiun kereta Jakarta Kota. Kalau soal ekstraksi air tanah berada di antara pori-pori. Ketika pori-pori kosong terjadi pemampatan, sehingga terjadi penurunan permukaan air tanah. Pengaruh manusia ini masih bisa dikendalikan. Ini yang bisa kita monitor dan awasi untuk memperlambat laju penurunan," katanya.

Advertising
Advertising

Badan Geologi ESDM telah bekerja sama dengan berbagai elemen Pemerintah untuk mengendalikan faktor yang dipengaruhi manusia. "Beban bangunan harus berada di atas batuan keras, baik gedung, jalan, jembatan atau lainnya. Di beberapa tempat yang memang ada pengusulan pengajuan pengambilan air tanah juga diawasi dan diperketat dalam perizinannya. Sumur-sumur resapan dan penampungan air juga mulai dimasifkan," ujar Rudy.

Badan Geologi melakukan upaya monitoring dan konservasi air tanah di beberapa titik di Jakarta. "Apa yang kita sampaikan kemarin sebagai trigger bagi otoritas mengetahui kondisinya. Kebijakan itu dieksekusi Pemerintah Provinsi. Pemanfaatan lahan dan ruang untuk dijadikan bahan pengambilan keputusan," tambahnya.

Berdasarkan hasil pengukuran Badan Geologi, dilaporkan penurunan permukaan tanah di Jakarta mencapai 12 sentimeter per tahun. Penurunan tanah paling tinggi terjadi di daerah Ancol, Jakarta Utara. Penurunan air tanah akibat pengambilan secara berlebihan menyumbang 30 persen penurunan muka tanah (land subsidence) di Jakarta. Disusul kompakasi tanah (alamiah), pembebanan akibat pembangunan dan geotektonik.

Berita terkait

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

3 hari lalu

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

Erupsi Gunung Ruang kembali menyebabkan alat pemantau gunung api rusak. Badan Geologi memanfaatkan pemantauan dengan alat di stasiun sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

3 hari lalu

Erupsi Gunung Ruang Selasa Pagi Hasilkan Kolom Setinggi 5 Kilometer, Radius Bahaya Jadi 7 Kilometer dan Ada Potensi Tsunami

Batu-batuan material erupsi Gunung Ruang mencapai daerah yang cukup jauh radiusnya.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

3 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

3 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

5 hari lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

11 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

13 hari lalu

Badan Geologi Rekomendasikan Evakuasi Warga di Radius Bahaya Gunung Ruang

Badan Geologi merekomendasikan warga Pulau Tagulandang yang bermukim di radius bahaya Gunung Ruang dievakuasi.

Baca Selengkapnya

Pantau Intens Gunung Awu, Badan Geologi: Kami Tidak Menyangka Gunung Ruang Erupsi Lebih Dulu

15 hari lalu

Pantau Intens Gunung Awu, Badan Geologi: Kami Tidak Menyangka Gunung Ruang Erupsi Lebih Dulu

Gunung Awu letaknya berdekatan dengan Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

15 hari lalu

Sejarah Letusan Gunung Ruang, Pernah Catat Tsunami Setinggi 25 Meter

Badan Geologi mencatat erupsi Gunung Ruang terjadi sedikitnya 16 kali sejak 1808.

Baca Selengkapnya

Erupsi Eksplosif Sepanjang Hari Ini, Gunung Ruang Kini Berstatus Awas

15 hari lalu

Erupsi Eksplosif Sepanjang Hari Ini, Gunung Ruang Kini Berstatus Awas

Erupsi Gunung Ruang terus terjadi sepanjang hari ini dengan tinggi kolom letusan yang semakin tinggi. Masyarakat diminta waspada tsunami.

Baca Selengkapnya