Novel Baswedan Tak Anggap Serius Laporan Kader PDIP ke Polda
Reporter
Halida Bunga
Editor
Febriyan
Rabu, 6 November 2019 18:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan, tak mau menanggapi serius pelaporan yang dilakukan kader PDIP Dewi Tanjung terhadap dirinya ke Polda Metro Jaya. Novel dituding merekayasa kasus penyiraman air keras yang terjadi pada April 2017.
"Pelapornya mau ngerjain polisi barangkali. Cari sensasi," kata Novel kepada Tempo, Rabu 6 November 2019.
Dewi Tanjung melaporkan Novel ke Polda Metro Jaya pada siang tadi. Dia menilai banyak kejanggalan dalam kasus itu, seperti efek dari air keras yang hanya merusak bagian mata Novel. Menurut dia, dampak dari air keras seharusnya juga merusak hingga bagian pipi.
Perempuan yang juga pernah menuding Politikus Partai Amanat Nasional Amien Rais melakukan makar itu menilai ada kejanggalan dari video-video yang memperlihatkan kondisi Novel, termasuk salah satu video Novel dengan keadaan mata tidak rusak yang viral di sosial media.
Dia mengaku sudah membawa sejumlah barang bukti atas laporannya tersebut. Namun Dewi enggan menjelaskan lebih jauh.
"Ada barang bukti foto-foto, video," ujarnya.
Berita tudingan rekayasa kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan mencuat di sosial media sejak sepekan terakhir melalui sebuah tayangan video Novel sedang duduk sambil didorong di kursi roda.
Pengunggah video itu menyertakan keterangan tertulis "Mata Novel Baswedan saat baru ditayangin di NET TV 18 april 2017..!?dia kaget dg tiba2 kemunculan wartawan NET, liat matanya dan pipi mulus pdhl baru kasus penyiraman," tulisnya.
Dari video itu, sejumlah pemilik akun media sosial di Twitter lantas menuduh adanya rekayasa dalam penyiraman air keras terhadap Novel. Akun-akun itu mencuit dengan narasi soal adanya skenario di kasus Novel Baswedan.
Novel sendiri telah menanggapi serangan kepadanya di media sosial twitter. Dia menyatakan sempat mengalami luka bakar di bagian wajahnya saat awal peristiwa penyiraman air keras tersebut. Namun luka tersebut pulih hanya dalam waktu 5 hari saja setelah ditangani dokter ahli di Singapura.
"Di Singapore kebetulan bagus dan Alhamdulillah atas izin Allah bisa kembali hanya sedikit sekali yang tersisa. Hanya luka permukaan. Jadi semua tumbuh sendiri yang di muka. Saya lihat ke kaca juga enggak nampak, cuma dilihat sama orang yang dampingi," ujarnya.