Mirip First Travel, Agen Perjalanan Ini Rugikan Calon Pelancong

Rabu, 4 Desember 2019 15:44 WIB

Sunawar Eko Priyadi yang diduga melakukan penipuan agen perjalanan Easy To Holiday. instagram.com/easy.toholiday

TEMPO.CO, Jakarta -Kasus penipuan oleh penyelenggara travel kembali terjadi. Setelah First Travel yang merugikan ratusan jemaah hingga miliaran rupiah, kali ini, Easy To Holiday, Travel atau Trip Organizer milik Sunawar Eko Priadi yang diduga melakukan penipuan.

Awalnya, travel yang dijalankan Adi--demikian Sunawar Eko Priadi biasa disapa--berjalan mulus. Ia mampu membawa para peserta travelnya ke Turki, India, Jepang, hingga Kashmir. Layanan yang menyenangkan kepada para peserta travelnya membuahkan komentar positif pada akun Instagram resminya, @easy.toholiday, yang notabene menjadi kanalnya untuk membranding sekaligus memasarkan travel Easy To Holiday.

Tak heran, banyak traveler yang kepincut untuk mendaftar menjadi peserta travel Easy To Holiday. Mulai dari peserta rombongan atau private trip, hingga peserta individual atau open trip. Down Payment atau DP mulai dari Rp 4 juta hingga puluhan juta pun mereka percayakan dibayar di muka, untuk kemudian ditransfer ke rekening Adi.

Sayangnya, akhir Oktober 2019, gelagat kurang baik sudah mulai ditunjukkan. Peserta rombongan yang akan berangkat ke Jepang terpaksa jalan sendiri, tanpa ditemani Adi yang tiba-tiba menghilang dan sulit dihubungi. Meski tetap berangkat dengan modal tiket airlines yang sudah diberikan Adi, sayangnya dikisahkan Febrina, salah seorang rombongan yang ke Jepang, "Kami tetap harus bayar apartemen, karena cek yang dikasih untuk bayar apartemen bodong."

Pengakuan Adi kepada peserta rombongan ke Jepang, ia tengah sakit. Untuk membuktikan ucapannya, ia pun berhasil membawa rombongan berikutnya Ke Kashmir pada akhir Oktober 2019. Lagi-lagi dengan layanan yang ramah dan menyenangkan.

Advertising
Advertising

Sayangnya, Kashmir menjadi perjalanan Adi yang terakhir. Berikutnya, ia sudah tidak bisa dihubungi. "Sedihnya, di saat mulai bermasalah, dia masih menelpon saya untuk melunasi perjalanan saya ke Turki yang akan dilakukan pada 28 November 2019. Alasannya, dia sedang mengurus penginapan untuk yang di Turki. Total saya sudah bayar Rp 16,5 juta," kata Dwi dalam keterangan pers yang diterima Tempo, 4 Desember 2019.

Dwi mengaku ikut mendaftar ke Turki karena temannya sudah pernah ke India bersama Easy To Holiday. Dan temannya itu pun menjadi peserta ke Turki.

Menurut Dwi para peserta travel Easy To Holiday yang diketahui tertipu dan bergabung dengan grup WhatsApp "Tuntut Pengembalian DP" sudah mencapai lebih dari 30 orang. Nilai kerugian pun bervariasi, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 90 juta.Total kerugian seluruh peserta yang tergabung dalam grup tersebut mencapai Rp 444.950.000.

Para peserta sudah berulang kali menghubungi pengelola agen perjalanan itu ke dua nomor telepon, menghubunginya lewat akun media sosial dan email, hingga mencari tahu alamat rumah Adi. Mereka juga tengah berencana melaporkan Adi ke polisi. Tempo berupaya menghubungi Adi. No teleponnya masih aktif, tetapi tidak dapat dimintakan konfirmasi. Pesan WhatsApp tidak berbalas.

Berita terkait

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

16 jam lalu

4 Tips Hindari Jadi Korban Penipuan Transaksi Digital

Berikut empat tips agar terhindar dari modus penipuan transaksi digital. Contohnya pinjaman online dan transaksi digital lain.

Baca Selengkapnya

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

1 hari lalu

Beredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK

Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

3 hari lalu

Begini Cara Memblokir SMS Spam atau Penipuan

Jika Anda tak ingin menerima SMS spam atau penipuan, lakukan ikuti langkah berikut.

Baca Selengkapnya

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

5 hari lalu

5 Tips Agar Road Trip Lancar dan Berkesan

Sebelum mulai road trip, buat perencanaan dengan matang agar perjalanan lancar dan berkesan

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

6 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

6 hari lalu

Vietnam Penjarakan Konglomerat Lagi, Pengusaha Minuman Terjerat Penipuan Rp 648 M

Vietnam kembali melakukan tindakan keras dalam pemberantasan korupsi dengan memenjarakan konglomerat minuman ringan.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

7 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

13 hari lalu

Kementerian Perdagangan Sebut Sektor Penjualan Online Terbanyak Mendapat Keluhan dari Konsumen

Kementerian Perdagangan menyebut sektor penjualan online paling banyak dilaporkan keluhan konsumen lantaran banyak penipuan. Selain itu, Kemendag telah menutup setidaknya 223 akun yang diindikasi sebagai penipu.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

14 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya