TEMPO Interaktif, Bekasi:Pemerintah Kota Bekasi hanya mampu membangun 300 sumur resapan dari total kebutuhan 24.489 unit sumur resapan. Alasannya, dana terbatas hanya Rp 750 juta."Itu pun sumbangan dari Departemen Kehutanan," kata Dedi Djuanda, Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Pemakaman Kota Bekasi, pada acara pembangunan sumur resapan dan pembuatan lubang biopori di halaman Universitas Islam "45" Bekasi, Jumat (11/7).Sumur resapan dibangun untuk mengatasi banjir tahunan di wilayah itu, akibat limpas air Kali Bekasi, Cakung, dan Kali Sunter. Di mana masing-masing aliran sungai memiliki potensi limpas permukaan 18 meter kubik-60 meter kubik per detik.Menurut Dedi, sumur resapan yang telah dibangun baru 60 unit. Diantaranya, sumur di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, lingkungan kantor pemerintah, sekolah, dan perguruaan tinggi. "Satu sumur biaya pembangunannya Rp 1,5 juta- Rp 2,5 juta," katanya.Setiap sumur resapan memiliki kedalaman sekitar 3 meter ke bawah tanah, dengan diameter 1 meter. Sumur tersebut berfungsi menyerap limpas permukaan air, sekaligus tempat menyimpan cadangan air bersih untuk konsumsi rumah tangga.Hamluddin
Pemerintah Kota Bekasi mulai membangun lubang biopori untuk resapan air hujan guna mengantisipasi banjir. Biopori dengan cara megebor tanah sedalam satu meter dilaksanakan di lingkungan sekolah, perkantoran, dan rumah warga.