Peneliti LIPI Ungkap Penyebab Sampah Meningkat Saat Musim Hujan

Jumat, 13 Desember 2019 22:14 WIB

Foto udara Kali Bahagia yang masih dipenuhi sampah, di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Sabtu, 3 Agustus 2019. Petugas pun akhirnya mengerahkan alat berat setelah membongkar satu unit bangunan liar agar alat berat tersebut bisa masuk ke sempadan sungai. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkap penyebab volume sampah pada saat musim hujan lebih tinggi dibandingkan musim kemarau.

Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Muhammad Reza Cordova mengatakan salah satu faktor peningkatan volume sampah itu adalah perilaku masyarakat.

"Sebagian besar masyarakat masih belum peduli lingkungan. Mereka berpikir bagaimana sampah itu tidak ada di depan mata sehingga membuang sembarangan," kata Reza di Jakarta, Jumat 13 Desember 2019.

Pada proses pembuangan sampah ke sungai tersebut terdapat dua kemungkinan pula. Pertama, saat musim kemarau sampah tetap dibuang ke sungai namun tidak mengalir karena tidak ada aliran air sehingga jumlahnya relatif lebih kecil jika dibanding musim hujan. Namun, sampah-sampah yang sudah menumpuk itu langsung mengarah ke laut saat musim hujan, salah satunya melalui Teluk Jakarta.

Faktor kedua, yaitu ketika debit air tinggi terutama pada musim hujan, momentum itu dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuang sampah. "Kami menyaksikan langsung masyarakat buang sampah ke sungai saat hujan," katanya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di sembilan sungai, LIPI menyimpulkan pola atau perilaku masyarakat perlu diubah karena dapat merusak lingkungan. Apalagi tidak semua daerah punya pengelolaan sampah yang baik.

Selain itu, juga diperlukan adanya kegiatan intensif dalam pembersihan sungai. Hal itu mengingat pelepasan puing atau volume sampah yang lebih tinggi selama musim hujan yakni Desember hingga Februari.

Bahkan berdasarkan tinjauan lebih lanjut, ujar dia, sampah plastik yang terdampar pada musim angin muson barat yakni Oktober hingga Maret lebih tinggi dibandingkan pada musim angin muson timur atau pada April hingga Oktober.

Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata sampah plastik di musim barat mencapai 2.15 hingga 4.55 plastik per meter persegi dengan berat rata-rata 85.01 hingga 115.91 gram plastik per meter persegi. Sedangkan pada musim timur, sampah plastik ditemukan mencapai 1.20 hingga 2.46 plastik per meter persegi dengan berat rata-rata 74.30 hingga 90.15 gram plastik per meter persegi.

"Sampah plastik yang dominan ditemukan pada seluruh wilayah dan lokasi pengamatan ialah sampah plastik sekali pakai di antaranya kantong kresek, sedotan, puntung rokok dan styrofoam," kata peneliti LIPI itu.

Berita terkait

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

35 menit lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

5 hari lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

5 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

6 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

7 hari lalu

Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

8 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

9 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

9 hari lalu

Alasan Gunung Bromo Ditutup Sementara di Akhir April 2024

Gunung Bromo akan ditutup sementara mulai dari 25 April 2024

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

9 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya