Ratusan Ribu Hektar Lahan di Provinsi Banten Kritis

Selasa, 7 Januari 2020 10:38 WIB

Walhi: Sungai Citarum Korban Lahan Kritis

TEMPO.CO, Serang - Ratusan ribu hektar lahan di wilayah Provinsi Banten dinyatakan dalam kondisi kritis. Dari jumlah tersebut, sebagian besar terdapat di wilayah Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten ada 229.840,73 hektare lahan di Banten kritis. Jumlah itu terdiri dari 59.224,94 hektare masuk kategor sangat kritis dan 170.615,79 hektare kritis.

Ratusan ribu hektar lahan yang dinyatakan kritis tersebut terjadi akibat tidak seimbangnya penebangan pohon dengan penanaman yang dilakukan oleh masyarakat. Lahan kritis seluas itu sebagian besar, yakni 70 persen ada di hutan produksi dan 30 persen terjadi di hutan negara.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pemanfaataan Hutan (PPH) pada DLHK Banten, Heri Rahmat Isnaeni, mengatakan jumlah lahan itu tersebar di seluruh wilayah di Banten. “Paling luas ada di Lebak dan Pandeglang,” ujar Heri Selasa, 7 Januari 2020.

Menurut Heri, lahan kritis di Kabupaten Lebak saat ini mencapai 133.400,49 hektare yang terdiri dari 47.503,90 hektare sangat kritis dan 85.896,59 hektare kritis. Selanjutnya, di Kabupaten Pandeglang seluas 69.688,10 hektar, Kabupaten Serang 21.969,67 hektare, Kota Cilegon 2.585,39 hektare, Kota Serang 2.167,56 hektare dan wilayah Tangerang sebanyak 29,52 hektare.

Advertising
Advertising

Untuk mengatasi lahan kritis, Heri mengatakan, pihaknya melakukan reboisasi seluas lima hektare per tahun. Namun, luas yang direboisasi belum sebanding dengan luas lahan kritis. Apalagi, ada juga alih fungsi lahan. “Faktor banyaknya lahan kritis tersebut dikarenakan kebutuhan ekonomi masyarakat. Masyarakat kerap menebang pohon di lahan miliknya lalu dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, M. Juhriyadi, mengatakan telah mengidentifikasi pangkal masalah dari banjir dan longsor adalah karena menurunnya fungsi hutan.

Penebangan pohon di daerah aliran sungai (DAS) wilayah hulu sungai diyakini sebagai penyebab terjadinya banjir dan longsor di sejumlah daerah di Banten, pada Rabu, 1 Januari 2020. “Penebangan pohon terutama hutan rakyat, di daerah hulu, di daerah bantaran sungai, itukan DAS,” ujarnya

Ia menjelaskan, untuk kasus di Lebak penebangan cukup banyak dilakukan di hulu Sungai Ciberang yang berada di Pegunungan Halimun. Lantaran berkurangnya jumlah pohon maka air hujan yang turun tidak optimal diresap sehingga mengalir langsung ke aliran sungai.

“Hulunya Ciberang kan dari pegunungan Halimun. Dari daerah itu di Gunung Luhur, kawasan Citorek juga. Sekitar situ adanya penggundulan hutan, sudah menurunnya pengguna hutan. Jadi curah hujan yang turun ke daratan, semua ke anak Sungai Ciberang,” kata Juhriyadi.

Lantaran air turun langsung ke sungai dan anak Sungai Ciberang, kata dia, mengakibatkan debitnya menjadi besar. Hal itu terlihat dari daerah terdampak banjir dan longsor di Kabupaten Lebak merupakan daerah bantaran sungai.

“Dari Pengunungan Halimun kalau ke utara melewati Kecamatan Lebak Gedong, Sajira, Cipanas dan daerah-daerah yang kemarin terdampak. Itu semua di wilayah bantaran Ciberang,” katanya.

WASI’UL ULUM

Berita terkait

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

21 jam lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

2 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

2 hari lalu

Gapki Tanggapi Target Pemerintah soal Pemutihan Lahan Sawit pada September 2024

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki tanggapi soal target pemerintah menyelesaikan pemutihan hutan di lahan sawit September 2024.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

2 hari lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

2 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

2 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

2 hari lalu

12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan

Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.

Baca Selengkapnya

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

2 hari lalu

22 Ribu Hektare Lahan Sawit PT SCP Diduga Berada dalam Kawasan Hutan, Kerap Memicu Kebakaran

22 ribu hektare perkebunan sawit PT Suryamas Cipta Perkasa (PT SCP) masuk kawasan hutan hidrologis gambut di Kalimantan Tengah.

Baca Selengkapnya

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

5 hari lalu

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 4,8 mengguncang wilayah Banten dan sekitarnya. BMKG mencatat waktu kejadiannya pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 15.27 WIB.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Sidak Pabrik Baja Ilegal di Cikande Serang, Tak Sesuai SNI Senilai Rp 257 Miliar

6 hari lalu

Zulkifli Hasan Sidak Pabrik Baja Ilegal di Cikande Serang, Tak Sesuai SNI Senilai Rp 257 Miliar

Zulhas menyebut pabrik itu memproduksi sebanyak 3.608.263 batang baja seberat 27.078 ton.

Baca Selengkapnya