Anies Baswedan Sebut MRT Jakarta Dorong Persatuan dan Kesetaraan
Reporter
Antara
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Senin, 17 Februari 2020 15:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan MRT Jakarta mendorong persatuan dan kesetaraan dari presiden hingga karyawan pesuruh (office boy/OB).
"MRT bukan sekedar alat pemindah badan, di MRT ini dapat menggunakan kelas yang sama, mau dari presiden, OB, menteri, wali kota, gubernur, CEO, GM. Mereka duduknya setara, masuknya dan antrenya sama. Tidak banyak fasilitas kendaraan yang memberikan seperti ini," kata Anies di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Senin 17 Februari 2020.
Sebelumnya, Anies ikut menyaksikan penandatanganan kontrak megaproyek MRT Jakarta fase 2A paket pertama dari Bundaran HI hingga Harmoni (CP201).
Anies mengatakan, pembangunan MRT Jakarta yang saat ini masuk ke fase 2A, bukan sekadar pembangunan fisik saja, melainkan membangun mental persatuan manusia.
"Saya perlu garisbawahi bahwa meskipun kita sedang membangun infrastruktur keras, yaitu jalur MRT nanti keretanya lewat, tapi sesungguhnya apa yang kita target bukan sekedar bangunannya jadi. Karena kota (Jakarta) ini disebut kota karena ada manusianya," kata Anies.
Menurut Anies, MRT dan juga transportasi massal lainnya di Jakarta harus dinilai juga sebagai alat transformasi untuk mendorong persatuan.
"Kita sering menganggap ini urusan kecil, jangan. Ini persatuan tapi cara kita, ingin Jakarta ada persatuan, tapi cara kita mengatur kotanya tidak mendorong untuk persatuan. TransJakarta, MRT adalah instrumen pemersatu. Di sana berangkat komponen semua masyarakat, ini kita bangun bukan hanya untuk saat ini tapi untuk masa yang akan datang," ujar Anies.
Saat ini, Anies menyebut semua BUMD sudah terintegrasi, tak ada lagi ego sektoral. Dengan mulai Fase II MRT Jakarta ini, ia berjanji semua moda transportasi Jakarta terintegrasi 100 persen.
"Saya senang sekali tidak mengulangi masalah yang pernah kita lakukan di mana kita berpikir sektoral. MRT memikirkan MRT, TJ (Transjakarta) mikir TJ, tapi sekarang alhamdulilah saya bersyukur bahwa rancangannya sudah memperhitungkan integrasi. Nanti jadinya nanti insya Allah transportasi umum di Jakarta, di mana MRT sebagai 'backbone' (tulang punggung) yang harus siap memberikan ruang bagi integrasi agar 100 persen terintegrasi," ujarnya.
Anies Baswedan mengingatkan agar anggaran pembangunan MRT dari Bundaran HI ke Harmoni sejauh 2,8 km itu tidak bengkak dari awal yakni Rp4,5 triliun.
"Kita semua berkeinginan agar proses ini berjalan sesuai jadwal jangan berkompromi pada kualitas dan budget sesuai anggaran yang disiapkan. Jangan sampai di perjalanan nanti muncul revisi peningkatan, tapi kalau revisi penghematan boleh saja," ujarnya.
Diketahui, proyek fase 2A dimulai dari Stasiun Bundaran HI hingga Stasiun Kota dengan total panjang jalur enam kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin, Stasiun Monas, Stasiun Harmoni, Stasiun Sawah Besar, Stasiun Mangga Besar, Stasiun Glodok dan Stasiun Kota.
Penandatangan kontrak pekerjaan CP 201 antara PT MRT Jakarta dengan Shimizu-Adhi Karya JV (SAJV) yang disaksikan oleh Gubernur Anies Baswedan itu menandai dimulainya pekerjaan proyek pembangunan Fase 2A. Dalam kontrak tersebut terdapat dua pekerjaan stasiun bawah tanah yaitu Stasiun Thamrin dan Stasiun Monas. Paket pekerjaan CP 201 akan membangun terowongan dan stasiun yang memiliki jalur sepanjang 2,8 Km untuk menghubungkan Stasiun Bundaran HI dan Stasiun Harmoni.