2 Warga Batan Indah Terpapar Radioaktif, Begini Cara Pemeriksaan
Reporter
Muhammad Kurnianto (Kontributor)
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Jumat, 21 Februari 2020 18:18 WIB
TEMPO.CO, Tangerang Selatan - Hasil dari pemeriksaan Whole Body Counting (WBC) menunjukkan dua warga Perumahan Batan Indah terpapar radiasi zat radioaktif Cesium 137. Pemeriksaan itu dilakukan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terhadap 9 warga perumahan itu.
Hasilnya dua orang terkontaminasi dan 7 lainnya tidak terkontaminasi. "Pemeriksaannya di-scan aja jadi kalau misalnya pernah melihat ct scan di rumah sakit orangnya masuk ke alat pendeteksi, ya seperti itu," kata Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerja Sama Batan, Heru Umbara, Jumat 21 Februari 2020.
Menurut Heru, waktu yang dibutuhkan untuk memeriksa paparan radiasi tiap orang itu kurang lebih selama 30 menit. Pemeriksaan hanya sebentar, namun analisisnya perlu waktu lama.
"Pemeriksaan yang lama itu analisisnya, harus benar-benar diketahui dari banyak segi, saat ini kalau pemeriksaan darah belum kita lakukan sekarang yang diperiksa juga tidak apa-apa," ujarnya.
Pengecekan WBC ini dilakukan untuk mengetahui dampak paparan radiasi yang diterima oleh masyarakat. Dampak radiasi terhadap manusia dapat dikategorikan menjadi dampak deterministik, yaitu dampak yang dapat diketahui dalam waktu dekat.
"Selain itu dampak radiasi juga bersifat stokastik artinya dampak ini tidak dapat diketahui dalam waktu yang singkat," ungkapnya.
Heru juga mengatakan bahwa seluruh warga Perumahan Batan Indah tidak dilarang untuk keluar rumah. Mereka hanya tidak boleh mendekati tempat yang sedang diambil tanahnya.
"Di dekat lokasi aman. Kita menggaransi bahwa yang ada di daerah ini aman, yang tidak boleh dilewati itu di dalam garis yang sudah ditandai," ujarnya.
Pengecekan WBC 9 orang itu dilakukan di laboratorium Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi (PTKMR), di salah satu unit kerja Batan yang berada di Kawasan Nuklir Pasar Jumat.
"Alat yang digunakan untuk pengecekan WBC merupakan alat pendeteksi kontaminasi yang didesain khusus untuk mendeteksi kontaminasi pada manusia. Alat tersebut terdiri dari alat deteksi zat radioaktif yang mampu membedakan jenis zat radioaktif, seperti Kalium-40, Caesium-137, Cobalt-60 dan lain-lain, dan meja pasien yang bergerak secara otomatis," katanya.
Sekretaris Utama Badan Pengawas Teknologi Nuklir (Bapeten) Hendrianto Hadi Tjahyono mengatakan, saat diukur, ada dua radioaktif di dalam tubuh manusia yakni cesium 137 dan kalium 40 (K 40). Unsur K 40 ini pasti ada di semua tubuh manusia, untuk angka cesium 137 di tubuh dua orang Batan Indah yang terkontaminasi itu kecil."Artinya tidak ada dampak radiologi dan kesehatan di tubuh dua orang yang terkontaminasi cesium 137 itu, kalau kita hitung dosis yang terserap oleh tubuh yang paling tinggi 0,12 milisievert kalau nilai batas dosis (nbd) yang di izinkan sebesar 1 milisievert," ungkapnya.
MUHAMMAD KURNIANTO