Riset Covid-19: Kasus Positif Corona Jakarta Diprediksi 32 Ribu

Sabtu, 11 April 2020 15:46 WIB

Petugas Kesehatan bersama Polisi melakukan pengecekan suhu tubuh penumpang Bus saat kegiatan Check Point Pengawasan Pelaksanaan PSBB di Gerbang Tol Pasar Rebo 2, Jakarta, Jumat, 10 April 2020. Kegiatan yang dilakukan Petugas Polda Metro Jaya terkait Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta yang berlaku mulai hari ini hingga 14 hari kedepan tersebut menyasar pengendara kendaraan yang tidak menggunakan masker dan jumlah orang yang melebihi kapasitas kendaraan berdasarkan aturan. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti perguruan tinggi yang tergabung SimcovID Team merilis hasil riset terkait perkembangan kasus Covid-19 atau Virus Corona di Jakarta.

Salah satu temuan peneliti SimcovID yang mengejutkan adalah jumlah estimasi kasus positif corona di Jakarta diprediksi telah mencapai 32 ribu kasus.

"32 ribu itu estimasi total kasus tak terdeteksi dengan asumsi tersebut tentunya dalam credible interval 86 persen," ujar salah satu tim SimcovID, Nuning Nuraini, peneliti matematika epidomologi saat dihubungi Tempo, Sabtu 11 April 2020.

Nuning menyebutkan angka 32.000 tersebut didapat dari jumlah kepadatan kasus tertinggi yaitu di Jakarta dengan 315 kasus untuk setiap 100.000 populasi dengan Credibel Interval atau selang kepercayaan 86 persen CI: 72-557.

SimcovID menyebukan kepadatan kasus COVID19 di Jakarta jauh melebihi provinsi lain yang hanya berkisar di bawah 50 kasus per 100.000 populasi.

Hasil 32.000 kasus tersebut dihitung oleh tim SimcovID berdasarkan data kasus di Jakarta pada 31 Maret dengan kasus kematian 83 orang, dan kasus positif 747 pasien. Data itu disebut hanya 2,3 persen dari 32 ribu kasus yang diperkirakan positif terinfeksi virus corona.

Hasil temuan tim Covid menunjukkan Jakarta dengan total kasus diprediksi paling tinggi 32 ribu, kemudian Jawa Barat 8.090 total kasus positif dan Jawa Timur 3.080 kasus positif. Kemudian provinsi di luar pulau Jawa, Bengkulu, Papua Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kepulauan Riau, dan Bali.

Advertising
Advertising

Dalam riset tersebut Nuning dan SimcovID menggunakan pendekatan SEIQRD yaitu Suceptible (rentan), Exposed (terpapar), Infected (terinfeksi) Quarantine (dikarantina), Recovery (sembuh), Death (meninggal). Dengan estimasi model SEIRQD, dari satu kematian positif Covid 19 dapat diperkirakan ada sekitar 385 kasus. Dan satu orang terjangkit menularkan kepada 3 orang sehat.

Tim SimcovID terdiri dari belasan peneliti dari berbagai perguruan tinggi di antaranya ITB, Unpad, UGM, ITS, Universitas Brawijaya, Undana, serta peneliti asal Indonesia di luar negeri, yaitu di Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University. Hasil studi hanya terbatas untuk provinsi dengan jumlah kematian yang lebih dari nol. Model penelitian valid jika sebagian besar pasien corona yang meninggal tidak berpindah provinsi selama 2 minggu.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

4 jam lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

8 jam lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

12 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

23 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

1 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

1 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

1 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya