TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kota Jakarta Pusat telah menampung sebanyak 216 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) atau lebih dikenal tunawisma di Gelanggang Olahraga (GOR) Karet Tengsin.

"Data per 1 Mei 2020, PMKS yang terjaring keseluruhannya 216 orang. Tetapi 179 orang sudah disalurkan dan sisa di GOR 37,” kata Kepala Suku Dinas (Kasudin) Sosial Jakarta Pusat Ngapuli Parangin-angin saat dihubungi, Jumat, 1 Mei 2020.

Ngapuli mengatakan, dari data tersebut sebanyak 171 orang sudah dijemput dan dikembalikan kepada pihak keluarga. Mereka yang dikembalikan harus menandatangani surat agar tidak kembali tinggal di pinggir jalan alias tunawisma atau gelandangan.

Selanjutnya sebanyak delapan PMKS yang tidak memiliki saudara atau keluarga di Jakarta telah dirujuk untuk tinggal di panti sosial milik Kementerian Sosial RI di Bulak Kapal Bekasi Timur dan Pasar Rebo Jakarta Selatan.

Sebanyak 37 orang PMKS masih bertahan di GOR Karet Tengsin untuk dicek jika memiliki saudara atau keluarga di Jakarta.

Pengecekan tersebut dilakukan agar pihak keluarga dapat menjamin orang-orang itu agar tidak menggelandang di jalanan.

"37 orang itu masih bertahan, sambil kami identifikasi, asesmen juga. Kalau memang ada keluarganya ya kita kembalikan,” kata Ngapuli.

Jika ada PMKS yang tidak memiliki keluarga, Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat akan merujuk orang itu agar tinggal di panti sosial milik Kemensos RI.

Pemerintah Kota Jakarta Pusat menjadikan GOR Karet Tengsin sebagai tempat penampungan sementara bagi para PMKS yang terjaring dalam razia yang dilakukan oleh pihak keamanan.

Para tunawisma yang terjaring itu disebut sebagai bagian dari fenomena selama Ramadhan berlangsung karena mereka kerap meminta bantuan kepada masyarakat di pusat-pusat keramaian selama bulan puasa dijalankan.

ANTARA