Menjelang New Normal, Penumpang KRL: Ramai, Kayak Udah Nggak PSBB
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Selasa, 2 Juni 2020 10:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang penerapan New Normal di Jakarta, masyarakat mulai ramai kembali berangkat ke kantor menggunakan kereta Commuter Line alias KRL. Para penumpang bahkan berdesakan di dalam kereta demi berangkat ke lokasi kerjanya.
"Udah ramai, kayak udah ga ada lagi PSBB. Walaupun ga sepadat sebelum corona, ini tetap ramai," ujar Nita Hapsari, warga Citayam Depok yang berangkat ke kantornya di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, saat dihubungi Tempo, Selasa, 2 Mei 2020.
Nita mengatakan saat ini kondisi di KRL memang lebih tertib. Masyarakat yang antre membeli tiket menjaga jarak sekitar 1 meter dan mengenakan masker. Selain itu terdapat petugas keamanan stasiun yang mengingatkan para penumpang untuk jaga jarak.
"Tapi pas udah mau masuk kereta, tetap ga karuan. Banyak yang berebut masuk karena takut telat masuk kerja padahal jumlah yang masuk peron dibatasi," kata Nita.
VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengatakan menjelang New Normal memang terjadi penambahan penumpang kereta yang cukup signifikan. Meskipun begitu, KCI tetap tegas menerapkan aturan PSBB, seperti membatasi jumlah penumpang KRL di peron dan kereta, social distancing saat antre, hingga wajib memakai masker.
"Penumpang semakin tertib juga dengan antrean dan social distancing," kata Anne.
PSBB gelombang 3 di Jakarta akan berakhir pada 4 Juni 2020, dan diperkirakan Jakarta akan memasuki fase New Normal. Namun hingga saat ini Gubernur DKI Anies Baswedan belum memutuskan apakah Jakarta akan masuk new normal atau tetap melanjutkan PSBB karena kasus Covid-19 masih terus bertambah.
Dalam fase New Normal alias tatanan hidup baru, pusat perbelanjaan, transportasi, hingga tempat hiburan dapat kembali beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan.
Konsep New Normal ini pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebagai cara agar masyarakat bisa beraktivitas kembali di masa wabah Covid-19 sehingga tetap produktif. Alasannya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan meski kurva kasus positif Covid-19 menurun, virus Corona tidak akan hilang.
