Epidemiolog UI Ungkap Sebab Reproduksi Virus Corona di DKI Naik

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Juli Hantoro

Kamis, 2 Juli 2020 14:00 WIB

Sejumlah wisatawan menyantap makanan di tepi Waduk Setu Babakan yang dibuka kembali di masa PSBB transisi di Jakarta, Ahad, 28 Juni 2020. ANTARA/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono, mengingatkan warga Jakarta meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus corona. Sebabnya, angka reproduksi efektif (Rt) virus corona di Ibu Kota, telah naik kembali menjadi 1,01.

Artinya, satu orang yang terinfeksi telah menularkan kasus ini kepada satu orang lainnya. "Angka reproduksi virus di DKI masih naik turun," kata Pandu saat dihubungi, Kamis, 2 Juni 2020.

Sebelumnya Anies sempat mengumumkan bahwa Rt di DKI berada di bawah satu, yakni 0,99 saat ingin menerapkan kebijakan masa transisi new normal. Pada akhir Juni lalu, Anies juga mengumumkan kembali bahwa Rt virus menurun menjadi 0,98.

Menurut Pandu, masih naik turunnya angka reproduksi tersebut yang membuat Pemerintah DKI memperpanjang fase pertama pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi selama 14 hari hingga 16 Juli mendatang. PSBB transisi fase pertama telah dimulai sejak 5 Juni lalu.

"Perpanjangan masa transisi kemarin itu belum masuk fase dua. Sebab, angka reproduksi virusnya belum stabil karena masih naik turun."

Advertising
Advertising

Selain itu, hasil kajian tim Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang dipimpinnya juga menemukan adanya penurunan indikator pelonggaran dari awalnya berada di angka 76 menjadi 71. Indikator pelonggaran itu terdiri dari tiga unsur, yakni data epidemiologi, kesehatan masyarakat dan fasilitas kesehatan.

Hasil kajian mereka, kata Pandu, terjadi penurunan indikator pelonggaran dari unsur fasilitas kesehatan dari awalnya 100 persen menjadi 83, kesehatan masyarakat dari 70 menjadi 54. Sedangkan, indikator epidemiologi tetap di angka 75.

Pandu menjelaskan menurunnya angka pelonggaran fasilitas kesehatan terjadi karena banyak tenaga kesehatan yang sakit terpapar Covid-19. Sehingga banyak fasilitas kesehatan yang tidak berjalan karena kekurangan tenaga medis. "Kalau nanti sembuh indikator fasilitas kesehatan bisa naik kembali," ujar dia.

Sedangkan, indikator kesehatan masyarakat menurun karena banyak yang abai terhadap protokol kesehatan selama masa transisi kemarin. "Kalau dihitung angkanya di bawah 50 persen. Artinya masyarakat mulai tidak mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak," ujarnya.

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

51 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

52 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

57 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

58 hari lalu

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

14 Desember 2023

Guru Besar UI Desak Pemerintah Perkuat Surveilans Kasus Covid-19

Guru Besar FKUI Tjandra Yoga Aditama mendesak pemerintah memperkuat surveilans untuk merespons peningkatan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

7 Desember 2023

Kasus Covid-19 di Malaysia Naik 57 Persen, Menpar Minta Jangan Panik

Malaysia mencatatkan kenaikan kasus Covid-19 yang signifikan. Dalam beberapa hari terakhir, Covid-19 di Malaysia naik hingga 57 persen.

Baca Selengkapnya

PM Selandia Baru Positif Covid Menjelang Pemilu

2 Oktober 2023

PM Selandia Baru Positif Covid Menjelang Pemilu

Selandia Baru bersiap menghadapi Pemilu. PM Selandia Baru yang akan kembali mencalonkan diri, terserang Covid.

Baca Selengkapnya