Saran Epidemiolog Setelah Pemerintah DKI Lanjutkan PSBB Transisi
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Endri Kurniawati
Jumat, 17 Juli 2020 11:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono, menyarankan Pemerintah DKI meningkatkan pengawasan terhadap protokol kesehatan pada PSBB Transisi yang masih diperpanjang. Menurut Pandu, perpanjangan transisi tahap pertama kemarin telah terjadi peningkatan risiko penularan Covid-19 dengan angka positif rate 5,6 persen dan reproduksi efektif (Rt) 1,15.
"Peningkatan ini karena perilaku penduduk yang belum patuh protokol kesehatan. Terutama 3M," kata Pandu saat dihubungi, Jumat, 17 Juli 2020. Adapun pengertian 3M adalah menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak fisik minimal 1 meter.
Menurut Pandu, pada perpanjangan tahap kedua fase pertama transisi ini harus terus dilakukan karena perilaku warga DKI, belum banyak berubah. Angka kepatuhan protokol kesehatan warga masih di bawah 50 persen. "Jadi pengawasan protokol kesehatan harus ditingkatkan lagi," ucapnya.
Pemerintah DKI telah memulai PSBB transisi fase pertama sejak 5 Juni lalu dan diperpanjang pada 3-16 Juli kemarin. Transisi fase pertama memasuki perpanjang tahap kedua selama 14 hari lagi mulai hari ini, 17 Juli hingga 30 Juli mendatang.
Selain itu, Pandu menyarankan pemerintah meningkatkan rasio lacak terhadap warga yang melakukan kontak dengan kasus atau klaster virus corona. Hingga hari ini tingkat rasio lacak atau contact tracing pemerintah masih di bawah lima orang. "Idealnya pelacakan kontak bisa menjangkau 25 orang untuk temuan satu kasus positif Covid-19."