PSBB Transisi, Pengusaha Pribumi: Ekonomi Kita Masih Gigi Satu
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Martha Warta Silaban
Rabu, 22 Juli 2020 18:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Sarman Simanjorang menyebut, pendapatan sektor perdagangan saat ini masih stagnan. Dia menilai pelaku usaha belum bisa meraup keuntungan meski Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah dilonggarkan.
"Walaupun sudah ada pelonggaran, tapi ibarat kita bawa mobil, ini ekonomi kita masih gigi satu, karena masih banyak pembatasan-pembatasan," kata dia dalam diskusi virtual, Rabu, 22 Juli 2020.
Sarman mencontohkan masih banyak hotel bintang 4 dan 5 tutup. Sebab, pengusaha mengasumsikan kamar hotel hanya terisi 20 persen dari kapasitas di masa PSBB transisi ini. Itu artinya, belum ada untung yang diraup dengan asumsi tersebut. Minimal, dia melanjutkan, kamar hotel terisi 35 persen.
"Misalnya Hotel Sahid sampai saat ini masih tutup total dan masih banyak hotel-hotel lain kondisi tutup," jelas dia.
Karena itu, Sarman meminta pemerintah DKI memperhatikan pelaku usaha, khususnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang terdampak pandemi Covid-19. Sektor usaha yang menurutnya perlu mendapat bantuan antara lain pengolahan makanan dan minuman, pariwisata, dan transportasi.
Sarman mengutarakan terdapat sekitar 1,2 juta pelaku usaha berdasarkan data sensus pada 2016. Dari angka itu, hampir 93 persen di antaranya merupakan UMKM. Sementara jumlah usaha menengah besar sekitar 80 ribu atau 6,54 persen. Dia berujar, ribuan pelaku usaha ini terdampak Covid-19.