Kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo, Fakta Polisi Versus Keyakinan Keluarga

Reporter

Andita Rahma

Editor

Juli Hantoro

Rabu, 29 Juli 2020 06:15 WIB

Kabid Humas Polda Metro Jaya menunjukkan barang bukti gambar rekaman cctv aktivitas editor Metro TV Yodi Prabowo dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Sabtu, 25 Juli 2020. Gambar tersebut memperlihatkan mendiang Yodi tengah membeli sebuah pisau di salah satu tempat perbelanjaan di kawasan Rempoa. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian Yodi Prabowo, editor Metro TV, pada 10 Juli lalu, hingga kini masih menimbulkan rasa ketidakpuasan oleh pihak keluarga terhadap hasil penyelidikan polisi.

Yodi ditemukan dalam kondisi meninggal di pinggir Tol JORR di Ulujami, Pesanggrahan, Jaksel, pada Jumat, 10 Juli 2020. Jenazahnya ditemukan oleh bocah di sekitar lokasi yang sedang bermain layangan. Almarhum diduga meninggal dunia sejak Rabu, 8 Juli 2020.

Berikut pernyataan polisi vs pihak keluarga Yodi yang Tempo himpun:

1. Almarhum Yodi disebut bunuh diri

Berdasarkan hasil penyelidikan, polisi mengumumkan bahwa Editor Metro TV itu diduga kuat bunuh diri. Yodi disebut menusuk dada dan lehernya sendiri dengan pisau yang dibelinya dari toko swalayan.

Advertising
Advertising

Namun, pernyataan polisi itu dinilai janggal oleh pihak keluarga Yodi. Sang ayah, Suwandi, menyebut salah satu kejanggalan dalam kasus ini adalah kondisi baju Yodi yang bersih saat ditemukan.

Jika benar Yodi bunuh diri dengan cara menusuk dada dan lehernya sendiri, kata Suwandi, seharusnya banyak darah yang menempel di baju. "Masak iya orang bunuh diri bajunya bersih? Pasti darahnya ke mana-mana,” ujar Suwandi melalui telepon, Senin, 27 Juli 2020.

Turinah, ibu Yodi, juga tak terima dengan kesimpulan polisi. Ia mengatakan bahwa kalau bunuh diri itu tidak mungkin tusukannya banyak, seperti beberapa tusukan di dada dan ada yang di leher.

"Menurut bapaknya juga helm yang digunakan Yodi tidak ada bekas bercak darahnya, sampai maskernya pun tidak ada darah, hanya ada di tempat lukanya dia. Itu yang mengganjal menurut saya," kata Turinah.

2. Almarhum Yodi disebut depresi dan konsumsi narkotika

Polisi mendapat informasi bahwa Yodi pernah memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin RSCM, Jakarta Pusat. Dalam pemeriksaan itu, dokter menyarankan Yodi menjalani tes HIV. Hasil tes tersebut sampai saat ini belum keluar. Hasil pemeriksaan darah Yodi juga menunjukkan positif mengonsumsi narkotika amfetamin atau ekstasi sebelum ditemukan tewas.

Pihak keluarga pun membantah. Suwandi menilai sang anak tak mungkin mengalami depresi lantaran masih bisa bekerja dengan baik. "Ya ada yang janggal aja, kata polisi kan anak saya depresi lalu bunuh diri, kalau depresi itu mana mungkin kerja bisa fokus, mana bisa edit video. Sedangkan anak saya menyelesaikan kerjaannya, masih masuk kerja," kata Suwandi pada 25 Juli 2020.

3. Pisau dan sidik jari Yodi

Yodi diduga melakukan bunuh diri dengan menggunakan pisau yang ia beli sendiri. Dari hasil tes forensik, polisi tak menemukan ada sidik jari orang lain di pisau tersebut, selain milik Yodi.

Turinah, ibu Yodi Prabowo, tetap merasakan ada yang janggal dengan kesimpulan polisi itu. "Seperti ada yang janggal, " kata dia.

Kejanggalan itu terlihat dari temuan yang ia lihat di lapangan. Salah satunya adalah soal seragam kantor Metro TV. "Anak saya kalau berangkat dan pulang kerja itu selalu seragamnya masih dipakai, pada saat ditemukan anak saya tidak pakai seragam," ujar perempuan 43 tahun itu.

Turinah mengatakan anaknya juga tidak telaten. Tapi saat jasad anaknya ditemukan, seragam Metro TV sudah berada di tas selempang yang dibawanya dan ditemukan sudah dilipat kecil.

"Di rumah aja dia bajunya berantakan, suka dilempar-lempar, nggak mungkin dilipat, kalau pulang kerja baju dilempar ke mesin cuci. Makanya saya enggak percaya banget, kok ini rapih banget skenarionya, bisa kaya sudah direncanakan," ujar dia.

4. Keluarga minta bantuan dukun

Kedua orang tua Yodi yang tak terima putranya disebut tewas bunuh diri, menyodorkan bukti bahwa Yodi tewas dibunuh. Akan tetapi, bukti tersebut tak bisa diterima polisi karena tidak logis.

Kendati demikian, bukti tersebut ditolak polisi. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Tubagus Ade Hidayat mengatakan jika bukti yang diberikan oleh pihak keluarga kurang masuk akal. "Informasinya dari 'orang pinter'. Saya tidak percaya yang seperti itu. Kalau keterangan dari dukun bagaimana kami menindaklanjutinya," ujar dia.

ANDITA RAHMA | M. JULNIS FIRMANSYAH

Berita terkait

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

3 hari lalu

Keluarga Akui Tak Tahu Detail Masalah Pribadi yang Diduga Sebabkan Brigadir RA Tewas

Keluarga Brigadir RA masih menunggu hasil pemeriksaan ponsel oleh penyidik Polres Jakarta Selatan

Baca Selengkapnya

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

3 hari lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

3 hari lalu

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

Sepupu Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RA), Rudi Dagong, bercerita saat dia memeriksa jenazah hingga memandikannya

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

3 hari lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

4 hari lalu

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

Kapolri menyatakan polisi masih terus mendalami motif Brigadir RA nekat menghabisi nyawanya dalam mobil Alphard hitam di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Indra Pratama Bantah Brigadir RA sebagai Ajudan dan Sopir, Datang ke Rumah untuk Silaturahmi

4 hari lalu

Pengusaha Indra Pratama Bantah Brigadir RA sebagai Ajudan dan Sopir, Datang ke Rumah untuk Silaturahmi

Keterangan Indra Pratama sebagai pemilik rumah lokasi tewasnya Brigadir RA berbeda dengan keterangan Polda Sulut. Ridhal disebut sebagai ajudan.

Baca Selengkapnya

Polda Sulut Mengonfirmasi Brigadir RA Jadi Ajudan dan Sopir Pengusaha di Jakarta Sejak 2021

4 hari lalu

Polda Sulut Mengonfirmasi Brigadir RA Jadi Ajudan dan Sopir Pengusaha di Jakarta Sejak 2021

Brigadir RA yang disebut tewas bunuh diri dalam mobil Alphard selama ini jadi ajudan pengusaha sejak 2021. Tanpa izin dari pimpinan.

Baca Selengkapnya

Brigadir Ridhal Ali Tomi Diduga Bunuh Diri, IPW MInta Atasan Perhatikan Psikis Anggotanya

4 hari lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi Diduga Bunuh Diri, IPW MInta Atasan Perhatikan Psikis Anggotanya

Penyidik akan memeriksa ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi untuk menelisik lebih dalam penyebab personel Polresta Manado itu bunuh diri.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

5 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya