Eksekutor Penembakan di Kelapa Gading Sempat Salat Istikharah

Selasa, 25 Agustus 2020 13:28 WIB

Para tersangka dihadirkan dalam rilis kasus penembakan pengusaha pelayaran di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin, 24 Agustus 2020. Otak pembunuhan tersebut dilakukan oleh seorang perempuan berinisial NL yang merupakan karyawan Sugianto. TEMPO/M Taufan Rengganis
<p><span color="#666666" data-style="color: #666666;"><b>TEMPO.CO</b></span>, <span color="#666666" data-style="color: #666666;"><b>Jakarta</b></span> -&nbsp;Dicky Mahfud yang menjadi eksekutor<a href="https://www.tempo.co/tag/penembakan-di-kelapa-gading" target="_blank" rel="noopener"> penembakan di Kelapa Gading</a> tak langsung mengiyakan tawaran pekerjaan untuk membunuh bos pelayaran.</p><p>"Mohon maaf saya sudah taubat," kata Dicky kepada R, rekannya yang merupakan orang suruhan NL, otak dalam kasus <a href="https://www.tempo.co/tag/pembunuhan" target="_blank" rel="noopener">pembunuhan</a> ini dalam rekonstruksi di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa, 25 Agustus 2020.</p><p>Namun pendirian Dicky&nbsp;goyah saat R mengatakan pembunuhan itu merupakan perintah dari arwah orangtua Nur Luthfiah. Dicky, yang pernah menjadi murid dari orangtua Luthfi, merasa segan menolak tawaran itu. Ia kemudian meminta waktu untuk mempertimbangkan kembali tawaran tersebut. "Saya salat istikharah dulu, pak," ujar DM dalam sambungan telepon.</p><p>Nur Luthfiah&nbsp;sebelumnya ingin membunuh bosnya yang bernama Sugianto. Luthfi&nbsp;yang bekerja sebagai karyawan administrasi keuangan di perusahaan milik Sugianto&nbsp;itu mengaku kerap dilecehkan dan pernah diajak bersetubuh oleh sang bos.</p><p>Menurut perempuan itu, Sugianto&nbsp;juga mengancam akan melaporkannya ke polisi, karena Luthfi&nbsp;ketahuan&nbsp;menggelapkan uang pajak perusahaan. Ia kemudian menyampaikan keinginan itu ke suami sirinya, Maman.</p><p>Luthfi&nbsp;bahkan sempat pura-pura kesurupan untuk meyakinkan sang suami. Ia saat itu mengaku kerasukan roh ayahnya, dan meminta agar membunuh Sugianto. Maman&nbsp;kemudian menghubungi teman-temannya. Mereka kemudian menghubungi Dicky.</p><p>Selang satu hari setelah menerima penawaran tersebut, Dicky akhirnya menyanggupinya. Ia kemudian berangkat ke Jakarta dari Bangka Belitung dan tiba pada 12 Agustus 2020.</p><p>Setelah sampai, Dicky sempat berlatih menembak singkat dengan pistol Browning Double Action 380 Auto milik tersangka AJ. <br />Besoknya pada 13 Agustus 2020, dengan ditemani tersangka SY, Dicky berangkat ke Ruko Royal Square <a href="https://www.tempo.co/tag/kelapa-gading?type=berita" target="_blank" rel="noopener">Kelapa Gading</a> dan menembak Sugianto.</p><p>Usai membunuh, Dicky bersama beberapa tersangka melarikan diri ke Lampung. Di sana ia kemudian menerima uang sebesar Rp 100 juta sebagai uang muka jasa pembunuhan dari Maman. Maman menjanjikan sisa uang Rp 100 juta akan diberikan oleh tersangka lainnya secara bertahap.</p><p>"Halal gak nih? Kalau halal saya terima," kata Dicky kepada Maman. Setelah dijawab Maman bahwa uang itu halal, baru lah Dicky menerima uang tersebut. Ia juga membagi-bagikan uang itu kepada beberapa tersangka lain, termasuk menyisihkannya sebesar Rp 20 juta untuk majelis taklim.</p><p>Setelah buron delapan hari sejak penembakan, polisi akhirnya berhasil menangkap 10 tersangka yang terlibat dalam kasus pembunuhan itu pada 21 Agustus 2020. Selain itu, polisi juga menangkap 2 tersangka lainnya yang menjual-belikan senjata api ilegal yang digunakan DM. Sehingga total jumlah tersangka dalam kasus ini sebanyak 12 orang.</p>

Berita terkait

Berita terkait tidak ada