Epidemiolog Sebut PSBB Jakarta Harus Diterapkan Satu Bulan Agar Efektif

Selasa, 29 September 2020 05:02 WIB

Petugas medis menyemprotkan cairan disinfektan kepada pasien COVID-19 berstatus OTG sebelum memasuki hotel di kawasan Mangga Besar, Jakarta, Senin, 28 September 2020. ANTARA/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman mengatakan PSBB Jakarta perlu waktu paling tidak satu bulan untuk memperlihatkan hasil. Efektivitas pembatasan sosial ini belum bisa diketahui hanya dalam waktu dua minggu.

"Baru kelihatannya itu nanti, bukan saat itu kita lakukan PSBB langsung kelihatan hasilnya di dalam pola penambahan angka," kata dia saat dihubungi, Senin, 28 September 2020.

Dicky memaparkan masa inkubasi virus corona umumnya sekitar dua minggu, sehingga orang yang terinfeksi Covid-19 baru merasakan gejala dalam periode dua minggu ke depan. Artinya, penambahan kasus hari ini merupakan dampak dari penularan 2-3 minggu lalu.

Epidemiolog ini berujar dua minggu adalah waktu yang singkat untuk menekan penyebaran virus dengan situasi saat ini. Apalagi, hasil tes swab PCR tidak keluar dalam waktu cepat. Mereka yang diperiksa perlu menunggu beberapa hari bahkan minggu.

Idealnya warga menerima hasil tes swab di hari yang sama dengan pemeriksaan atau real time. Dicky memaparkan, hasil tes real time bakal mempermudah penghitungan dan analisis.

Advertising
Advertising

"Tapi yang saat ini terjadi banyak yang belum real time kan. Malah saya dapat informasi ada tenaga medis juga ternyata lebih dari dua minggu hasilnya," jelas dia.

PSBB Jakarta diperketat mulai 14 September 2020, namun penambahan kasus baru Covid-19 masih di atas seribu per hari.

Baca juga: Mulai Turun, Pasien Positif Covid-19 DKI Jakarta Hari Ini Bertambah 807 Orang

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan, kasus aktif pasien Covid-19 pada masa PSBB jilid 2 menurun sehingga pembatasan diperpanjang 14 hari lagi hingga 11 Oktober mendatang.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat kasus harian di 12 hari awal September 2020 mencapai 3.864 orang atau setara 49 persen. Sementara penambahan kasus harian pada 12 hari awal pengetatan PSBB sebanyak 1.453 orang atau 12 persen.

Menurut Anies, tanpa PSBB ketat bakal ada penambahan kasus harian Covid-19 di Ibu Kota mencapai dua ribu orang pada pertengahan Oktober 2020.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

4 jam lalu

Anies Baswedan Disebut Berencana Hidupkan Kembali Acara Desak Anies

Anies Baswedan akan tetap berkegiatan mengunjungi masyarakat meski Pilpres telah usai.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

12 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

23 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

1 hari lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

1 hari lalu

Tim Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Bubar, Kilas Balik Gunakan Istilah Timnas AMIN

Timnas Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Timnas AMIN) dibubarkan pada 30 April 2024. Kilas balik pembentukan dan siapa tokoh-tokohnya?

Baca Selengkapnya

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

2 hari lalu

Berpeluang Jadi Calon Gubernur Jakarta, Presiden PKS Pilih Jadi Komandan Pemenangan Partai

Ahmad Syaikhu mengatakan PKS telah menyiapkan kader-kader terbaik untuk Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

2 hari lalu

Beda Respons NasDem dan Anies soal Surya Paloh Absen di Pembubaran Timnas AMIN

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh absen dalam acara pembubaran Timnas AMIN. Anies dan Sekjen Partai NasDem respons begini.

Baca Selengkapnya