Beberapa polisi berpakaian 'preman' berjaga di sekitar ex pabrik pengolahan limbah ban, tempat ditemukannya Cai Changpan yang tewas dengan cara gantung diri di Cikidung RT 02/09, Koleang, Jasinga, Kabupaten Bogor, Sabtu 17 Oktober 2020. Dok. Istimewa
TEMPO.CO, Jakarta - Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan kasus Cai Changpan tewas bunuh diri harus diinvestigasi karena napi kabur itu anggota sindikat narkoba internasional. Cai Changpan ditemukan tewas tergantung di pabrik pengolahan ban di Jasinga, Bogor, setelah buron selama lebih dari sebulan.
“Jangan-jangan sindikat berusaha menghentikan investigasi dengan cara memutus 'mata rantai'. Yang bersangkutan juga dua kali melarikan diri dengan modus yang sama,” kata Reza kepada Tempo pada Selasa, 20 Oktober 2020.
Selain menginvestigasi sindikat narkoba Cai Changpan, aparat juga perlu menelusuri apakah ada oknum penegak hukum dalam kematian terpidana mati itu. “Bisa jadi ada oknum penegak hukum yang terlibat dalam pelarian itu dan tidak ingin diproses hukum, lalu menghabisi pelaku agar tidak bisa memberikan kesaksian.”
Cai Changpan terpidana mati 110 kilogram sabu kabur dari Lapas Kelas 1 Tangerang dengan menggali tanah dan keluar lewat gorong-gorong. Pria asal China itu kini buron. Foto : istimewa
Reza menilai tindakan Cai Changpan alias Jong Fan mengakhiri hidupnya sendiri adalah sebuah paradoks. Ketekunan WNA asal Cina itu menggali lubang untuk kabur dari penjara selama 8 bulan mengindikasikan bahwa napi narkoba tersebut ingin menjauhi eksekusi mati.
“Yang bersangkutan ditemukan tergantung. Apa penyebabnya, apakah memang tergantung itu yang membuat yang bersangkutan tewas? Perlu investigasi penyebab kematian: alami, kecelakaan, bunuh diri, dibunuh, tak bisa dipastikan,” tambahnya lagi.