Membangun MRT Fase 2 Tanpa Merusak Cagar Budaya

Reporter

Adam Prireza

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 6 November 2020 14:55 WIB

Suasana proyek pembangunan MRT Jakarta Fase 2 di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin, 26 Oktober 2020. Pandemi Covid-19 menyebabkan risiko tinggi terhadap keseluruhan proyek MRT Jakarta fase 2. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan mass rapid transit atau MRT fase 2 memiliki tantangan yang berbeda dengan fase 1 yang telah selesai.

Salah satu tantangan pembangunan kereta bawah tanah rute MH Thamrin hingga Kota itu adalah terdapatnya situs cagar budaya yang mungkin terkubur di bawah tanah.

Guru Besar Jurusan Arkeologi Fakultas ilmu Budaya Universitas Indonesia Prof. Dr. Cecep Eka mengatakan, pada 2018 timnya pernah melakukan ekskavasi di wilayah Jakarta Utara dalam rangka pembangunan MRT fase 2.

Berdasarkan ekskavasi itu, Cecep memberikan rekomendasi pembangunan MRT fase 2, namun dengan catatan. Adapun rekomendasinya adalah, wilayah yang diperbolehkan dibangun jalur keluar-masuk kereta, ada beberapa yang harus dipindahkan lokasinya dari rencana awal.
Menurut dia, saat ekskavasi di wilayah Utara ditemukan banyak temuan yang berasal dari abad 16-18.

Ia meminta pembangunan MRT fase 2, khususnya di wilayah Jakarta Utara, agar dilakukan dengan berhati-hati. “Dari Monas kan aman, tapi di wilayah kota ini justru harus hati-hati karena struktur wilayah kota yang tua sekali itu pasti terpendam di dalam tanah dan sampai 5 meter pun masih ada struktur-struktur yg harus diperhatikan,” kata Cecep.

Advertising
Advertising

Saat ini pembangunan MRT fase 2 masih berada di area sekitar Monas dan MH Thamrin.

<!--more-->

Ada Artefak di Sekitar Monas

Cecep bersama timnya juga melakukan kegiatan ekskavasi di wilayah ini. Adapun penggalian arkeologi itu dilakukan di 14 titik.

Cecep menjelaskan, 14 titik itu terbagi di dua wilayah, yaitu wilayah Jalan MH. Thamrin dan kawasan Barat Daya Monumen Nasional. “Ada dua lokasi yang akan kami sampaikan, yaitu di wilayah rencana stasiun MRT Thamrin dan stasiun MRT Monas,” kata Cecep dalam webinar pada Kamis, 5 November 2020.

Cecep menjelaskan, ada 7 titik kotak galian di wilayah Jalan MH Thamrin, yaitu di depan Kantor Kementerian Agama, bagian selatan Jalan Kebon Sirih, Menara Jam MH Thamrin, di samping dan depan Kementerian ESDM, serta di depan kantor Indosat.

Sementara itu, di kawasan Monas, ekskavasi dilakukan di jalur hijau pintu barat daya Monas, taman barat daya Lapangan Merdeka Barat, di depan RSS Lapangan Medan Merdeka Barat, pagar barat Lapangan Merdeka, serta tiga titik di pelataran air mancur menari.

Ekskavasi tersebut dilakukan untuk memastikan wilayah-wilayah itu aman dan bebas dari situs bersejarah manakala dibangun fasilitas MRT fase 2 di bawah tanahnya.

Berdasarkan pemaparan Cecep, rata-rata ekskavasi yang ia lakukan hingga kedalaman 2 meter. Berbagai perkembangan fasilitas kota, seperti pipa air, kabel listrik, coran di masa lampau, dan beton terlihat saat ekskavasi.

Dari penggalian di 14 titik itu hampir semuanya ditemukan lapisan tanah uruk. Di dalam lapisan tanah itu terdapat berbagai artefak, seperti tembikar, botol, pecahan keramik, logam, hingga tulang belulang. Namun, ia memastikan kalau artefak itu bukan berasal dari kota Jakarta. “Itu bawaan dari tempat lain yang tanahnya dibawa untuk menguruk daerah ini,” kata Cecep.

Menurut dia, pengurukan tanah dalam rangga peninggian kerap dilakukan oleh pemerintah Jakarta sejak masa lampau. Tujuannya adalah untuk menghindari Kota Jakarta yang notabene berada di kawasan rendah. “Karena memang Jakarta itu rendah, sehingga banyak penimbunan untuk menaikkan permukaan tanah supaya banjir teratasi,” kata Cecep.

Salah satu cagar budaya yang terimbas pembangunan MRT fase 2 adalah Tugu Jam Thamrin yang berada di persimpangan Jalan MH Thamrin dan Jalan Kebon Sirih.

Rencananya tugu ini akan direlokasi sementara dalam rangka pembangunan PT MRT Jakarta fase 2A segmen Bundaran Hotel Indonesia-Monumen Nasional.

Guru Besar bidang Material dan Struktur Beton Institut Teknologi Bandung, Iswandi Imran menjelaskan alasan relokasi tersebut.

“Ini mau gak mau memang harus dipindahkan dulu sementara karena akan dibangun stasiun di bawahnya. Karena tadi kalau kita lihat pondasinya konflik dengan struktur di bawahnya," ujar Iswandi.

Ia merujuk pada rencana pembangunan stasiun MRT Thamrin yang berada tepat di bawah bangunan cagar budaya tersebut. Menurut dia, jika tak dipindahkan, jarak antara bagian terdalam tugu jam dengan konstruksi stasiun hanya 3 meter saja.

<!--more-->

MRT Lindungi Cagar Budaya

Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim mengatakan, setidaknya ada 11 bangunan cagar budaya baik yang akan dilewati maupun berada dekat dengan pembangunan rute fase 2 dari Bundaran Hotel Indonesia-Kota. Menurut Silvia, bangunan cagar budaya itu berada di sepanjang koridor Jalan MH Thamrin, Monumen Nasional, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota Tua.

“Melihat itu memang kita harus bisa menghargai dan melindungi cagar budaya bangunan bersejarah sembari melakukan pembangunan fase 2,” kata Silvia dalam webinar yang sama.

Adapun proyek MRT Jakarta Fase 2 terdiri dari Fase 2A (Bundaran HI-Kota) dan Fase 2B yang melanjutkan lintasan hingga ke depo di Ancol Barat, Jakarta Utara. Total akan ada delapan stasiun bawah tanah dengan panjang 7,8 kilometer.

Berdasarkan pemaparan Silvia, 11 cagar budaya itu dalah Tugu Jam Thamrin, Air Mancur Thamrin, Bank Indonesia, kawasan Monumen Nasional, Museum Nasional, Istana Negara, Menara BTN, Gedung Arsip Nasional, Museum Bank Mandiri, serta Stasiun Jakarta Kota. Silvia mengatakan sejak awal perencanaan pihaknya bersama konsultan proyek MRT fase 2 telah menginvestigasi cagar budaya, baik di lapangan maupun berdasarkan dokumentasi.

Mereka juga telah berkonsultasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya dan Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi DKI. Tujuannya, kata dia, untuk mendapatkan masukan, saran, serta langkah-langkah yang dibutuhkan untuk melindungi cagar budaya.

Hal tersebut lantas dituangkan dalam dokumen kontrak antara MRT dengan kontraktor. “Sehingga kontraktor juga sudah tahu bahwa ada keharusan melakukan investigasi secara detil di lapangan, ada keharusan untuk membuat tim khusus yang terdiri dari pakar-pakar dan ahlinya yang kompeten untuk mendukung pelaksanaan investigasi, analisa, dan rekomendasi tingkat lanjut,” ucap Silvia.

Ia mengatakan pihaknya juga sudah membentuk tim terpadu dari unsur kontraktor, PT MRT, Pemprov Jakarta, pakar, serta ahli cagar budaya. Tim tersebut dibentuk dengan tujuan agar mereka dapat bergerak cepat dan mengambi keputusan manakala menemukan objek cagar budaya sehingga proyek MRT fase 2 dapat berjalan.

<!--more-->

Artefak Akan Dipamerkan

Guru Besar Jurusan Arkeologi Fakultas ilmu Budaya Universitas Indonesia Prof. Dr. Cecep Eka Permana mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan PT MRT Jakarta untuk menyimpan artefak cagar budaya yang ditemukan baik saat ekskavasi maupun proses pembangunan fase 2. Menurut Cecep, nantinya artefak tersebut akan disimpan dalam ruangan eksibisi yang akan dibangun di beberapa stasiun MRT.

“Jadi ditampilkan di situ apa sebenarnya yang ditemukan selama ekskavasi dan pembangunan MRT berlangsung. Itu akan ditampilkan dalam suatu ruangan khusus,” ucap dia.

Berita terkait

3.454 Personel Polisi Dikerahkan Amankan Demo Hari Buruh di Depan Monas, Siagakan Water Cannon

1 hari lalu

3.454 Personel Polisi Dikerahkan Amankan Demo Hari Buruh di Depan Monas, Siagakan Water Cannon

Usai orasi di depan Monas, para buruh akan menuju ke Stadion Madya GBK untuk memperingati Hari Buruh Internasional 2024.

Baca Selengkapnya

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

4 hari lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

MRT Bundaran HI - Kota Capai 33 Persen, Menhub Apresiasi Kerjasama Indonesia - Jepang

14 hari lalu

MRT Bundaran HI - Kota Capai 33 Persen, Menhub Apresiasi Kerjasama Indonesia - Jepang

Proyek MRT senilai Rp 4,2 triliun itu sudah mencapai 33 persen hingga Maret 2024. Sebagian besar pendanaan proyek berasal dari pinjaman Jepang.

Baca Selengkapnya

Jumlah Pengunjung Beberapa Destinasi Wisata selama Libur Lebaran 2024

19 hari lalu

Jumlah Pengunjung Beberapa Destinasi Wisata selama Libur Lebaran 2024

Beberapa destinasi wisata mengalami kepadatan pengunjung selama libur Lebaran 2024. Berikut rincian jumlah pengunjungnya.

Baca Selengkapnya

Besok Kawasan Wisata Monas Gelar Special Show Lebaran, Hadirkan Musisi Hingga Komedian

20 hari lalu

Besok Kawasan Wisata Monas Gelar Special Show Lebaran, Hadirkan Musisi Hingga Komedian

Selama pekan lebaran khususnya tanggal 13 April 2024, Monas mengadakan special show bagi pengunjung, mulai dari aktor, musisi, dan komedian.

Baca Selengkapnya

H+1 Lebaran, Lebih dari 5.000 Pengunjung Datangi Monas

21 hari lalu

H+1 Lebaran, Lebih dari 5.000 Pengunjung Datangi Monas

Lebih dari 5 ribu pengunjung mendatangi Monas, Jakarta Pusat, pada H+1 Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

RUU DKJ Disahkan DPR, Berikut Poin-Poin Penting UU DKJ Berikut Status Monas dan GBK Kemudian

34 hari lalu

RUU DKJ Disahkan DPR, Berikut Poin-Poin Penting UU DKJ Berikut Status Monas dan GBK Kemudian

RUU DKJ telah disahkan DPR menjadi UU DKJ. Apa saja poin-poin penting dari Daerah Khusus Jakarta setelah Ibu Kota pindah ke IKN?

Baca Selengkapnya

Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

45 hari lalu

Hari Arsitektur Indonesia: Friederich Silaban dan 7 Arsitek Ternama

Hari Arsitektur Indonesia diperingati setiap 18 Maret. Berikut 8 arsitek ternama nasional dari Friederich Silaban hingga YB Mangunwijaya

Baca Selengkapnya

1.467 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS

54 hari lalu

1.467 Personel Gabungan Diterjunkan Amankan Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes AS

Pada pengamanan demo Aksi Bela Palestina itu, penutupan jalan maupun pengalihan arus lalu lintas di sekitar kawasan Monas dilakukan situasional.

Baca Selengkapnya

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

19 Februari 2024

Gratis, Tour de Kotabaru Ajak Wisatawan Lari Santai Lintasi Heritage Yogyakarta Pekan Ini

Kotabaru di masa silam merupakan permukiman premium Belanda yang dibangun Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono VII sekitar 1877-1921.

Baca Selengkapnya