Eijkman: Peniadaan Libur Panjang Tak Bisa Cegah Penularan Covid-19
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Martha Warta Silaban
Selasa, 24 November 2020 20:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menilai peniadaan libur panjang tidak bisa mencegah penularan Covid-19. Sebab, libur bisa terjadi kapan pun.
Menurut dia, masyarakat harus menyadari eksistensi Covid-19 dan disiplin menerapkan protokol kesehatan pencegahan corona. "Obatnya yang paling penting adalah bahwa semua masyarakat menyadari," kata dia dalam diskusi virtual, Selasa, 24 November 2020.
Baca Juga: Polda Metro Jaya Siapkan Skenario Ini Saat Libur Panjang Cuti Bersama
Amin menyampaikan sekitar 20-30 persen warga menganggap Covid-19 tidak ada. Dia berujar, masyarakat akan sulit diajak mencegah penularan jika tidak percaya virus corona benar-benar ada.
"Kalau kita bicara masyarakat jangan dianggap hanya masyarakat menengah ke bawah, tapi menengah ke atas juga harus dilibatkan," ucap dia.
Pencegahan Covid-19, papar Amin, dilakukan dengan masif menggelar pengetesan (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment) atau disebut 3T. Kemudian masyarakat juga harus menjalankan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Pemerintah DKI Jakarta mencatat salah satu melonjaknya kasus Covid-19 karena mobilitas warga yang tinggi. Jumlah kasus aktif corona di Ibu Kota kini mulai menanjak usai libur panjang pada 28 Oktober-1 November 2020.
Pasien positif Covid-19 DKI juga melonjak 49 persen sepanjang 1-12 September 2020, sehingga membuat Anies memperketat Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB. Sebelum periode ini, ada libur panjang pada 20-23 Agustus 2020.