Sepak Terjang Pasar Tanah Abang Sejak 1735 Hingga Kini

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 8 Mei 2021 13:47 WIB

Porter mengangkut barang di Blok A Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 1 Juli 2020. Menurut petugas setempat Pasar Tanah Abang batal ditutup meski sebelumnya terdapat wacana adanya penutupan kembali pasar tersebut pasca ditemukannya beberapa pedagang dan petugas yang terdiagnosa positif COVID-19. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Pasar Tanah Abang merupakan pusat grosir teksil di Jakarta yang sudah ada sejak 1735 hingga kini. Jelang lebaran pasar Tanah Abang semakin disesaki pelanggan yang berburu pakaian baru, meski kondisi sedang pandemi Covid-19.

Sejarah keberadaan Pasar Tanah Abang diinisiasi Justinus Vinck pada 1733 yang mengajukan permohonan pendirian pasar kepada Gubernur Jenderal Abraham Patras. Sebab Vinck melihat adanya perkembangan komoditas rempah di daerah selatan Batavia (kini Jakarta).

Di tahun 1735 pendirian pasar disetujui Gubernur Patras, ia memberi izin pasar Tanah Abang buka di hari sabtu, dan khusus menjual barang kelontong, dan tekstil. Sedang saat itu pasar Senen, diizinkan buka setiap Senin.

Sejak awal berdiri, pasar Tanah Abang tak lepas dari komunitas warga Tionghoa, namun keberadaan mereka ini sangat tidak disukai kalangan VOC saat itu. Agar orang-orang Tionghoa hengkang dari wilayah pasar Tanah Abang, VOC kerap memborbardir mereka dengan meriam. Alasan utama perlakuan ini karena Tionghoa pernah menyerang pos jaga VOC.

Penyerangan VOC berhasil membuat orang Tionghoa kabur dari pasar Tanah Abang, namun tak dipungkiri serangan meriam membuat sebagian bangunan pasar rusak. Dan membutuhkan waktu lima tahun pemugaran.

Advertising
Advertising

Entah bagaimana ceritanya, lima tahun berselang sejak kejadian penyerangan hubungan orang Tionghoa dengan VOC menghangat, bahkan orang Tionghoa dipercaya memungut uang cukai pasar, serta diberi izin mengelola rumah di sekitaran pasar.

Selain kembalinya Tionghoa, pasar Tanah Abang menambah waktu buka, menjadi Rabu dan Sabtu. Sayangnya keramaian Tanah Abang berbanding terbalik dengan fasilitas yang tersedia, ruang pasar semakin terasa sesak dengan penumpukan sampah di mana-mana.

Baru di tahun 1913, dilakukan pemugaran meski dampaknya tidak signifikan. Kondisi ini rupanya diperhatikan kalangan Pemerintahan Belanda saat itu. Maka di tahun 1926 Pemerintahan Belanda melakukan pemugaran besar-besaran, bangunan pasar diubah jadi permanen guna memudahkan proses transaksi jual beli.

Namun perputaran ekonomi di Pasar Tanah Abang mentok sampai 1940-an, ketika Jepang masuk ke Indonesia. Pasar Tanah Abang tak lagi disesaki penjual-pembeli, ia kosong tak berpenghuni, hingga ruang-ruang dagang dijadikan pengemis sebagai tempat tinggal.

Setelah kemerdekaan, pasar Tanah Abang kembali jadi tanggung jawab Pemerintahan Indonesia, di bawah pengelolaan PD Pasar Jaya, pada 1973 pasar Tanah Abang mengalami pemugaran menjadi gendung tiga lantai.

Namun pemugaran tak disambut riang para penjual, sebab harga sewa kios dianggap tak ramah penjual. Pedagang pun ramai-ramai berjualan di luar gedung, di bawah perlindungan preman dan jawara yang berkuasa di wilayah Tanah Abang. Pedagang lebih senang membayar uang keamanan pada preman dibanding membayar sewa kios yang mahal.

Memasuki masa orde baru, pasar Tanah Abang menjajaki babak baru, disebut perputaran uang di Tanah Abang perharinya bisa mancapai Rp 8 sampai 10 miliar, berkat sumbangsih komoditas tekstil. Situasi ini membuat preman dan jawara berlomba menguasai wilayah-wilayah pasar, akibatnya terjadi gesekan antar basis preman yang membuncah di tahun 1996, di mana terjadi bentrok antar preman yang memakan korban jiwa. Situasi ini sempat membuat aktivitas pasar terhenti selama beberapa saat.

Sepak terjang pasar Tanah Abang tak sampai di situ, pasar ini kerap tak terelakkan dari tragedi lalapan api. Mulai tahun 2003 Tanah Abang didera kebakaran hebat yang membuat aktivitas pasar terhenti, sembari menunggu pemugaran, para pedagang berjualan di luar pasar.

Kemudian diikuti serangkaian kebakaran lainnya, di tahun 2019 api memakan 66 bangunan yang terdiri dari 34 rumah, 32 kios toko, dan menemakan dua orang korban jiwa. Di 2021 giliran pasar kambing di Tanah Abang yang dimakan api, dan menghanguskan 174 lapak dagang dengan total kerugian miliaran rupiah.

Dulu hingga kini, Pasar Tanah Abang tetap eksis di tengah masyarakat, khususnya warga Jakarta. Jelang Lebaran ini, pasar ini sempat disesaki pembeli meski kondisi sedang pandemi Covid-19.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Anies Baswedan Ingin Bangun Pusat Sejarah Tanah Abang

Berita terkait

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

8 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

9 jam lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

2 hari lalu

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, 30 April 2024, berawan tebal hingga hujan ringan.

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

5 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

5 hari lalu

BMKG Prakirakan Sebagian Jakarta Diguyur Hujan Sabtu Pagi hingga Malam

Pada siang hari seluruh wilayah Jakarta dan Kepulauan Seribu diguyur hujan dengan intensitas ringan dan sedang.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

6 hari lalu

BMKG Prakirakan Semua Wilayah Jakarta Hujan Ringan Siang Ini

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, Jumat 26 April 2024, berawan dan hujan ringan.

Baca Selengkapnya

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

7 hari lalu

Ramadan-Lebaran 2024, Tokopedia: Produk Kebutuhan Harian hingga Fesyen Paling Laris

E-Commerce Communications Director Shop Tokopedia, Nuraini Razak mengungkap tren belanja sepanjang Ramdan dan Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

7 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

7 hari lalu

IMD Rilis Hasil Survei Smart City Index dan Persoalannya, Tiga Kota di Indonesia Masuk Daftar

Jakarta, Medan, dan Makassar masuk dalam daftar survei Smart City Index 2024.

Baca Selengkapnya