Cerita Pengungsi Afghanistan di Megamendung Setelah Taliban Berkuasa

Kamis, 26 Agustus 2021 03:49 WIB

Aksi demo pengungsi Afghanistan di depan kantor Badan Pengungsi PBB (UNHCR) di Jakarta, Selasa 24 Agustus 2021. Dalam aksinya pengungsi menuntut kepeda pemerintah Indonesia terkait kejelasan status penempatan mereka. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Bogor - Sebelum Taliban menguasai Afghanistan, ternyata sudah banyak warga negaranya yang meninggalkan negara yang dilanda konflik tersebut. Seorang pengungsi asal Afghanistan yang kini tinggal di Megamendung, Kabupaten Bogor, bercerita bagaimana dia bisa keluar dari negara tersebut.

Khudad Ibrahimi, pengungsi Afghanistan asal Provinsi Parwan itu menyebut dirinya harus mengeluarkan kocek hingga seratus juta rupiah untuk bisa keluar dari tanah kelahirannya.

"Kita bayar kalau dirupiahkan hingga seratus juta rupiah kepada biro jasa atau agen, supaya bisa keluar dari sana untuk mengungsi. Itu sudah termasuk biaya pembuatan paspor dan tiket perjalanan," kata Khudad kepada Tempo, Selasa 24 Agustus 2021.

Khudad berhasil keluar dari negaranya pasca konflik pemerintah dengan milisi Taliban pada tahun 2014. Kini dia tinggal di wilayah Megamendung, Kabupaten Bogor bersama belasan imigran Afghanistan lainnya.

Pria yang berprofesi sebagai guru bahasa itu menyebut untuk kebutuhan hidup selama tinggal di Indonesia atau negara transit sebelum sampai pada negara tujuan, dia bergantung pada kiriman dari sanak saudaranya yang masih tinggal di Afghanistan.

"Dulu dikirimnya via Western Union, sejumlah uang untuk kebutuhan kami di sini. Tapi kini, setelah Taliban menguasai negara sepertinya kiriman itu akan sulit karena mereka memproteksi segala kegiatan yang ada kaitannya dengan dunia luar," kata pengungsi Afghanistan itu.

Advertising
Advertising

M.A MURTADHO

Baca juga: Dua Pengungsi Asal Afghanistan Dipulangkan dari Rumah Lawan Covid-19 Tangsel

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

5 jam lalu

Alasan Gerindra Jajaki Koalisi dengan Golkar pada Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor

Dengan perolehan 12 kursi di Pileg, Gerindra bisa mengusung pasangan calon sendiri di Pilkada 2024 Kabupaten Bogor.

Baca Selengkapnya

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

1 hari lalu

4 Kota di Afganistan yang Paling Menarik Dikunjungi, Banyak Peninggalan Sejarah

Afganistan yang terletak di Asia Selatan dan Asia Tengah menawarkan banyak hal untuk dijelajahi, misalnya situs bersejarah dan budaya.

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

1 hari lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

4 hari lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

5 hari lalu

Kapolda Papua Barat Minta Warga Distrik Aifat yang Mengungsi Kembali Pulang, Klaim Keamanan Kondusif

Kapolda Papua Barat Irjen Johnny Eddizon Isir mengajak masyarakat Distrik Aifat, Maybrat, yang masih mengungsi kembali pulang

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

6 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

11 hari lalu

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

Warga berencana tetap menggelar unjuk rasa, bila BRIN tak memenuhi permintaan mereka.

Baca Selengkapnya