Wagub DKI: Perlu 14 Hari Teliti Kandungan Parasetamol di Teluk Jakarta
Reporter
Adam Prireza
Editor
Juli Hantoro
Senin, 4 Oktober 2021 14:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur atau Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan Dinas Lingkungan Hidup telah mengambil sampel dari perairan di Teluk Jakarta yang dinyatakan mengandung parasetamol. Menurut Riza, perlu waktu 14 hari untuk dapat disampaikan hasil penelitian sampel tersebut.
Namun, hingga kini, Riza belum dapat memastikan penyebab tingginya kandungan parasetamol di perairan Tanjung Priok dan Pantai Ancol itu. "Apakah kelalaian, ada yang membuang dengan sengaja atau tidak sengaja. Ini harus menjadi perhatian kita," kata Riza di Balai Kota pada Senin, 4 Oktober 2021.
Dari penelitian sampel itu Riza mengatakan Pemprov akan tahu sudah sejauh mana pencemaran parasetamol di Teluk Jakarta. Setelahnya, Pemprov DKI, kata Riza, dapat membersihkan titik-titik yang sudah tercemar.
Yang pasti, kata Wagub DKI, warga Ibu Kota harus menjaga kondisi lingkungannya. Pembuangan sampah dalam bentuk apapun, kata dia, tidak diperkenankan. "Jangan membuang sampah apalagu di tempat umum, sungai, danau, waduk, apalagi laut," tutur Riza.
Temuan kandungan paracetamol di Teluk Jakarta itu merupakan hasil dari penelitian berjudul 'High concentrations of paracetamol in effluent dominated waters of Jakarta Bay, Indonesia' Ada empat peneliti yang terlibat dalam penelitian, yaitu Peneliti Oseanografi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Zainal Arifin; Wulan Koagouw dari School of Pharmacy and Biomolecular Sciences, University of Brighton; George W.J. Olivier; dan Corina Ciocan.
Dalam penelitian itu, Zainal bersama timnya mengambil sampel air laut dari empat lokasi, yaitu perairan Muara Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing. Adapun dua titik yang ditemukan mengandung konsentrasi parasetamol yang cukup tinggi yaitu perairan di Muara Angke dan Ancol.
Konsentrasi parasetamol di dua lokasi itu masing-masing 610 nanogram per liter (ng/L) di Muara Angke dan 420 ng/L di Ancol. Sementara dua lokasi lainnya, yaitu Tanjung Priok dan Cilincing, kadarnya tak terdeteksi. “Instrumen tidak bisa mendeteksi karena mungkin konsentrasinya rendah,” ucap dia dalam konferensi pers virtual hari ini.
Baca juga: Soal Parasetamol, Peneliti BRIN: Tak Berarti Seluruh Teluk Jakarta Tercemar
ADAM PRIREZA