Emotion Analysis Drone Emprit Terhadap Anies Baswedan, Tertinggi Anger
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Selasa, 12 Oktober 2021 20:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Drone Emprit melakukan emotion analysis terhadap Anies Baswedan di media onlie dan media sosial. Emosi yang dianalisis itu terdiri dari joy, trust, fear, surprise, sadness, disgust, anger, dan anticipation.
"Yang nomor satu adalah anger atau marah," kata pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi dalam diskusi daring yang diadakan Pemrov DKI Jakarta, Selasa, 12 Oktober 2021.
Setelah unggahan soal kemarahan, bentuk emosi tertinggi selanjutnya adalah fear, anticipation, dan joy. Sementara dengan analisa yang sama, bentuk emosi tertinggi terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pronowo, adalah anticipation. Selanjutnya diikuti fear, joy, dan surprise.
Menurut Ismail Fahmi, emosi joy ini dibentuk oleh para pendukung Anies Baswedan. Sementara anger dan fear dibentuk oleh tim lain yang kontra.
Ismail Fahmi mengatakan Anies Baswedan adalah tokoh yang sangat konsisten mendapat serangan. Di sisi lain, Anies punya pendukung natural yang tinggi pula.
Hanya saja, banyak pendukung yang tidak mendapatkan jawaban dari Anies Baswedan maupun Pemprov DKI atas serangan itu. Karena itu, kata Ismail Fahmi, para pendukung akhirnya mencari-cari sendiri jawabannya.
"Iya kalau ketemu, kalau nggak ya udah narasi ini yang berkembang jadinya," kata Ismail Fahmi.
Selanjutnya kaca kunci untuk emosi anger misalnya umpatan...
<!--more-->
Ismail mengatakan analisa emosi ini dibuat dalam kurun waktu Januari hingga September 2021. Emosi disampaikan dalam bentuk teks, foto, maupun video. Dia memasukkan kata-kata kunci untuk mengukur masing-masing emosi. Misalnya anger berisi ucapan-ucapan umpatan.
Dari sisi volume percakapan, Anies juga memuncaki daftar dibandingkan Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil, dan Puan Maharani. Volume itu dihitung Drone Emprit dari total mentions dari berbagai kanal seperti media online dan Twitter dari bulan Januari hingga September 2021.
"Secara tren memang selalu tinggi," kata Ismail.
Namun, tingginya popularitas itu juga sejalan dengan tingginya sentimen negatif. Untuk kategori sentimen negatif, Anies memuncaki daftar dengan skor 37 persen, diikuti Ridwan Kamil 23 persen, dan Ganjar 20 persen.
"Ternyata Pak Anies paling populer tapi paling tidak disukai, di antara ketiganya," ujar Ismail Fahmi.
Selanjutnya, Fahmi memaparkan peta social network analysis (SNA) antara tokoh-tokoh tersebut. Hasilnya, pembicaran soal Puan Maharani tidak banyak dilakukan oleh pendukung organiknya atau mayoritasnya disebut buzzer. Selanjutnya, pembicaraan soal Ridwan Kamil mayoritasnya dilakukan oleh pendukungnya.
Pembicaraan tentang Ganjar mayoritasnya dilakukan oleh pendukung sang Gubernur Jawa Tengah itu. Hal ini menghasilkan banyak sentimen positif terhadapnya.
"Yang menarik, yang berbicara tentang Anies Baswedan, ternyata dua kelompok besar. Yaitu kelompok yang pro Pak Anies dan kelompok yang pro Pak Ganjar atau yang kontra Anies," kata Ismail Fahmi.
Ihwal pihak-pihak yang melakukan pembicaraan, Ismail Fahmi menilai kelompok Anies, Ganjar, dan Ridwan, masuk dalam kategori natural. Artinya, yang berbicara memang kebanyakan manusia bukan bot, kecuali Puan.
Sementara itu, top 5 influencer yang membicarakan Anies ternyata tidak hanya diisi oleh pendukungnya. Peringkat 1 dan 3 bahkan pihak yang kontra, yaitu @Dennysiregar7 dan @FerdinandHaean3.
Sedangkan pihak yang pro adalah @OposisiCerdas, @Mdy_Asmara1701, dan akun media sosial Anies Baswedan sendiri, @aniesbaswedan. "Artinya ketika lebih banyak yang kontra, artinya beginilah wajah Pemprov DKI di media sosial, cenderung negatif," ujar Ismail Fahmi.
Baca juga: Drone Emprit: Popularitas Anies Baswedan Tinggi, tapi Sentimennya Negatif