TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perhubungan DKI mencatat sepanjang 2021 terjadi 275 kecelakaan lalu lintas pada layanan bus Transjakarta yang melibatkan mobil dan sepeda motor.

Sebanyak 20 persen dari kejadian tersebut disebabkan karena kelalaian pengemudi, termasuk menabrak benda diam, seperti tiang hingga separator (pemisah jalan) busway.

Karena itu, Dinas Perhubungan DKI sedang mengevaluasi jam istirahat para pengemudi Transjakarta untuk mencegah dan meminimalisasi potensi kecelakaan karena kelalaian.

"Ini menjadi evaluasi kami bersama jajaran Transjakarta bagaimana agar saat pramudi bertugas itu tidak terjadi kejenuhan," kata Kepala Dishub DKI Syafrin Liputo di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin, 6 Desember 2021.

Menurut dia, para pengemudi memerlukan waktu istirahat dan penyegaran sejenak setelah melakukan pelayanan.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya, jam kerja pengemudi telah diatur maksimal delapan jam, termasuk istirahat setelah waktu kerja empat jam.

Para pengemudi pun sudah disediakan ruang khusus di perhentian terakhir koridor, seperti di Halte Blok M dan Kota sebelum mereka kembali melakukan pelayanan.

"Untuk seluruh 'pool' saat ini sudah ada ruang pengemudi. Tapi untuk kontrol mereka di dalam akan kita pertajam. Tinggal bagaimana pramudi selalu fit saat mulai bertugas," kata dia.

Hari ini, DPRD DKI mengundang manajemen Transjakarta untuk membahas seputar kecelakaan yang terjadi pada bus andalan warga Ibu Kota tersebut beberapa waktu belakangan ini.

Kecelakaan Transjakarta juga terjadi pada hari ini. Kali ini, kecelakaan yang terjadi bersifat tunggal di Halte Puri Beta 2, Tangerang, Jawa Barat, pada Senin pagi, 6 Desember 2021 sekitar pukul 09.10 WIB.

Kepala Sub Direktorat Penegakan Hukum Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Argo Wiyono membenarkan kejadian itu. "Bus Transjakarta menabrak pagar di area pemberhentian terakhir (Halte) Puri Beta 2," tutur dia dalam keterangannya.