"Sudah tiga hari ini, setiap jam 08.30 WIB air dari kali tumpah ke darat," kata Surati kepada Tempo di lokasi, Senin (12/10). Surati, pemilik warung nasi Banyumas yang sejak empat bulan lalu tinggal di kawasan Jelambar Jaya, mengaku pindah ke kawasan tersebut untuk menghidari banjir. "Eh ternyata di sini banjir lagi," ujarnya. Menurutnya, kalau tidak ada hujan, air akan kembali surut tiga jam kemudian.
Toby, warga kawasan tersebut yang tengah membersihkan rumahnya, mengaku setiap bulan kejadian tersebut selalu terjadi sampai 2 kali. "Ntar siang juga surut," ujarnya.
Pantauan Tempo di lokasi pada Senin (12/1) siang, terlihat warga kawasan tersebut tetap melakukan aktivitas. Warga yang akan keluar kampung terpaksa harus menjinjing sepatunya agar tidak basah. Anak sekolah juga terlihat menjinjing sepatu dan tasnya agar tidak terkena air saat hendak masuk dan pulang sekolah. Sekitar 700 meter ke dalam terdapat Sekolah Dasar Jelambar Baru 07/09 pagi dan siang.
Selain itu, terlihat juga mobil container keluar masuk gang tersebut. "Ada bangunan pabrik agar Bintang Walet," kata Sahuni, petugas keamanan yang sedang mengecek genangan air di luar halaman kantornya.
Menurut Aris, untuk mengantisipasi banjir yang selalu datang adalah dengan cara meninggikan lantai bangunan. "Kalau ada dana, sudah kami tinggikan," ujarnya.
RINA WIDIASTUTI