PTM 100 Persen di Jakarta Disebut Banyak Melanggar Protokol Kesehatan
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Iqbal Muhtarom
Rabu, 26 Januari 2022 20:49 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengatakan pelaksanaan skema Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen yang saat ini berjalan di DKI jakarta tidak sepenuhnya aman dan efektif.
P2G menemukan masih banyak terjadi pelanggaran PTM 100 persen, ditambah kesulitan-kesulitan lain, di antaranya sulit menerapkan jarak satu meter karena ruang kelas relatif kecil ketimbang jumlah siswa; ruang sirkulasi udara tidak ada atau ventilasi tidak dibuka karena kelas ber-AC; siswa berkerumun sepulang sekolah; dan masih ada kantin diam-diam yang buka.
"Kondisi demikian akibat lemahnya pengawasan dari Satgas Covid-19 termasuk dinas terkait," kata Satriawan Salim, Koordinator Nasional P2G, dalam keterangan tertulis, Rabu, 26 Januari 2022.
Dengan kondisi seperti itu, P2G mendesak Gubernur Provinsi DKI Jakarta Anied Baswedan, termasuk kepala daerah aglomerasi menghentikan skema PTM 100 persen demi keselamatan dan kesehatan sivitas sekolah.
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mengatakan saat ini sudah 90 sekolah yang ditutup atau menghentikan proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen karena siswa dan guru positif Covid-19.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan saat ini Jakarta masih akan melanjutkan PTM 100 persen sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri karena masih memenuhi syarat untuk pembelajaran tatap muka.
Riza mengatakan Jakarta masih memberlakukan PPKM Level 2 dan tingkat vaksinasinya sudah memenuhi syarat atau di atas 80 persen, bahkan 98 persen tenaga pendidik yang sudah divaksin. Dengan alasan itu Pemprov DKI Jakarta belum akan mencabut PTM.
“Itu kita evaluasi, tetapi ketentuannya kalau sudah PPKM Level 3 baru akan diturunlan menjadi 50 persen,” jawab Riza setelah ditanya apakah Jakarta mempertimbangkan menurunkan PTM di bawah 100 persen.
Baca juga: Ancaman Covid-19 Varian Omicron di Tengah PTM 100 Persen di Jakarta