Top 3 Metro: Teriakan Anies Presiden, 23 Pembeli Rumah di Bintaro Ditipu
Reporter
Tempo.co
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Rabu, 2 Februari 2022 07:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler metropolitan pada Rabu pagi ini dimulai dari teriakan massa yang mengelu-elukan Anies Baswedan presiden disebut mirip dengan suasana saat Jokowi dan SBY maju pilpres.
Berita lain yang banyak dibaca adalah Anies mengajak putranya mengunjungi kelenteng saat Imlek. Dalam kunjungan itu Anies bicara soal keberagaman.
Kasus dugaan penipuan terhadap 23 pembeli rumah di Jasmine Bintaro Residence 4, Tangsel, juga banyak menarik pembaca. Pembeli sudah menyetor Rp 650 juta, namun rumah tak kunjung selesai bahkan belakangan ada keterlibatan mafia tanah.
Berikut 3 berita terpopuler kanal metropolitan pada Rabu, 2 Februari 2022:
1. Teriakan Anies Presiden, Pakar Politik: Suasana Mirip Seperti Jokowi dan SBY
Pakar politik Tony Rosyid mengatakan sambutan masyarakat yang meneriaki Anies Baswedan sebagai Presiden 2024, mirip seperti pada Joko Widodo dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Teriakan dukungan tersebut kerap terjadi saat Anies bertemu dengan masyarakat hingga kader partai.
"Suasananya mirip dengan SBY pada tahun 2004 dan Jokowi pada tahun 2014. Suasana macam ini tidak bisa direkayasa, apalagi dibendung. Ini natural datang dari rakyat yang bersemangat," ujar Tony dalam keterangannya, Selasa, 1 Februari 2022.
Tony menjelaskan, situasi dukungan ini berbanding lurus dengan hasil survei elektabilitas Anies yang terus naik. Dengan kondisi tersebut, Tony yakin partai politik dan pemodal mulai membaca peta politik dan perlahan merapat ke Anies.
Ia mencontohkan Partai Nasdem yang selalu mengirim pesan dukungan kepada Anies. Begitu juga perayaan hari lahir PPP di DPW Jakarta dan Yogyakarta yang menghadirkan Anies, termasuk pernyataan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan tentang potensi Anies presiden.
Bentuk dukungan yang sama pernah dilakukan Amran Sulaiman kepada Jokowi pada 2014. Namun, Tony mengatakan tidak semua parpol dan pengusaha menunjukkan dukungannya secara terang-terangan ke Anies.
Selanjutnya Anies ajak anaknya mengunjungi kelenteng saat Imlek....
<!--more-->
2. Kunjungi Kelenteng Bersama Anak, Anies Baswedan Singgung Keberagaman
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak putranya, Mikail Azizi Baswedan, berkunjung ke Kelenteng Hian Thian Siang Tee Bio di Tanah Abang, Jakarta Pusat siang ini untuk meramaikan tahun baru Cina atau Imlek 2573. Dalam kesempatan itu, Anies menyampaikan soal keberagaman di Ibu Kota.
"Keberagaman adalah karunia Tuhan, persatuan adalah hasil usaha manusia, karunia Tuhan yang dalam bentuk keberagaman ini dijaga dengan semangat persatuan. Karena itu yang kita rayakan hari ini adalah perayaan persatuan, kebersamaan," ujar Anies di Jakarta Barat, Selasa, 2 Februari 2022.
Alasan Anies mengunjungi Kelenteng Hian Thian Siang Tee Bio di hari Imlek ini karena merupakan salah satu tempat ibadah masyarakat Buddha tertua di Jakarta. Kelenteng tersebut dibangun 1894 di atas tanah hibah dan merupakan hasil swadaya umat Buddha.
Kelenteng ini juga menjadi salah satu simbol keberagaman, mengingat lokasinya yang berseberangan dengan masjid.
"Semoga di tahun yang baru benar-benar mendapatkan semangat baru bagi seluruh masyarakat yang merayakan, dirayakan dengan penuh sukacita, itu pengantar dari saya," ujar Anies.
Selanjutnya 23 pembeli rumah Rp 650 juta di Bintaro diduga ditipu pengembang...
<!--more-->
3. Beli Rumah Rp650 Juta, 23 Orang di Pondok Aren Diduga Ditipu Pengembang
Sebanyak 23 orang yang telah membeli rumah di Jasmine Bintaro Residence 4, di jalan H.Madi, kelurahan Pondok Kacang Barat, kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan diduga menjadi korban penipuan.
"Jadi warga membeli rumah ini tahun 2018 dengan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) dari Raja Properti seharga Rp 650 juta, kemudian dijanjikan satu tahun rumah siap huni,"kata Aditya (33) warga kluster Jasmine Bintaro Residence 4, Selasa 1 Februari 2022.
Menurut Aditya, setelah satu tahun dijanjikan oleh developer Raja Properti, rumah yang dibeli warga tak kunjung selesai, sampai pada 2020 pembangunan perumahan tersebut berhenti total.
"Pada Agustus 2020 sertifikat yang ada di developer bernama Samtari ini digadaikan ke pihak lain sebesar Rp 700 juta, kami duga mafia tanah yakni berinisial W. Sampai W ini meminta uang untuk menebus sertifikat tanah rumah kami," ujarnya.
"Karena W ini memegang sertifikat tanah yang berdiri di atas rumah kami, dia meminta uang tebusan sebesar Rp 1,5 miliar, karena sertifikat itu belum di pecah. W juga mengancam akan balik nama sertifikat tanah itu," ungkapnya.
Kasus dugaan penipuan tersebut sudah dilaporkan ke Polres Tangerang Selatan dan saat ini telah dilakukan penyidikan, warga juga telah melakukan gugatan perdata ke pengadilan negeri Tangerang.
Berita lengkapnya di sini.
Baca juga: Wagub Riza Bantah Kunjungan Anies ke PPP Yogyakarta untuk Politik: Pilpres Masih Jauh