Puluhan Peserta May Day Dari Partai Buruh Datangi KPU RI
Reporter
Hamdan Cholifudin Ismail
Editor
Ahmad Faiz Ibnu Sani
Minggu, 1 Mei 2022 10:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan massa dari Partai Buruh berkumpul di depan kantor Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI). Mereka memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada hari ini, Ahad, 1 Mei 2022.
Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, massa mulai berkumpul pukul 10.00 WIB mengenakan seragam berwarna orange.
Dua mobil komando terpantau sudah terparkir di depan Gedung KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka datang membawa bendera dan berbagai spanduk. Beberapa di antaranya bertuliskan tuntutan mereka: "Turunkan Harga Bahan Pokok", "Tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja”, "Laksanakan Pemilu 14 Februari 2022", dan "Tolak Politik Uang.
Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan aksi Hari Buruh atau May Day akan diikuti 60 lebih organisasi dengan ratusan massa aksi berkumpul di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Bundaran HI.
Partai Buruh berama ORI KSPSI, KSPI, KPBI, KSBSI, SPI, dan 60 federasi serikat pekerja tingkat nasional, serta forum guru honorer, konsorsium miskin kota (UPC), JALA PRT, buruh migran, dan ojek online akan menggelar aksi May Day di dua lokasi tersebut. Massa aksi berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, dan Tangerang.
“Di tengah para buruh yang mayoritas sudah pulang kampung. Partai Buruh dan organ serikat buruh menyerukan tiga tuntutan,” Kata Said Iqbal dalam keterangan tertulis, Sabtu, 30 April 2022.
Tuntutan pertama yakni meminta KPU menyelenggarakan pemilu yang jujur dan adil. Kedua, meminta KPU mengkampanyekan tolak politik uang dan mendiskualifikasi parpol yang melakukan hal itu. Ketiga, serikat buruh meminta KPU melaksanakan pemilu tepat waktu pada 14 Februari 2022
Setelah berunjuk rasa di KPU, massa aksi akan bergeser ke Bundaran HI untuk menyuarakan dua tuntutan, yakni menurunkan harga bahan pokok seperti minyak goreng, daging, tepung dan lainnya, serta menolak rencana kenaikan BBM Pertalite dan gas elpiji 3 kg.
“Karena selama tiga tahun, upah minimum riil buruh tidak pernah naik dan daya beli buruh merosot tajam 30 persen, sehingga kenaikan harga bahan pokok, BBM, dan elpiji 3 kg akan mencekik buruh dan rakyat kecil,” kata Said.
Tuntutan kedua selama May Day di Bundaran HI, yakni menolak Omnibus Law atau UU Cipta Kerja. Said Iqbal mengatakan jutaan buruh akan melakukan mogok nasional jika pemerintah dan DPR tetap memaksakan UU Cipta Kerja.
Baca juga: Jaga Demo Hari Buruh, Polda Metro Jaya Kerahkan 572 Personel