Cerita Winda, Juru Bahasa Isyarat Lagu Ojo Dibandingke yang Viral saat HUT RI

Reporter

Antara

Sabtu, 20 Agustus 2022 09:47 WIB

Juru bahasa isyarat, Winda Utami, viral di media sosial karena energik saat menginterpretasikan lagu Ojo Dibandingke yang dinyanyikan Farel Prayoga di Istana Merdeka dalam peringatan HUT RI ke-77. Foto: Instagram @wind.utami

TEMPO.CO, Jakarta - Peringatan HUT RI ke-77 di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 17 Agustus 2022 kemarin menampilkan banyak momen menarik. Salah satunya aksi Winda Utami, juru bahasa isyarat (JBI), yang mencoba menginterpretasikan lagu Ojo Dibandingke yang dinyanyikan Farel Prayoga di hadapan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Suasana di Istana Merdeka saat itu memang meriah dan penuh kegembiraan. Para hadirin, termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan para menteri, pun asyik bergoyang ketika lagu Ojo Dibandingke dinyanyikan Farel Prayoga.

Di sisi lain, penampilan Winda Utami pun mencuri perhatian masyarakat yang menyaksikan upacara peringatan HUT RI ke-77 dari layar kaca. Tampil dalam frame kecil yang ditempatkan di ujung kanan bawah layar televisi, Winda terlihat energik menerjemahkan lagu Ojo Dibandingke ke dalam bahasa isyarat sambil bergoyang agar bisa dipahami pemirsa tuli.

“Masalah joget, goyang, sih, itu, sih, refleks saja, karena saya menggambarkan situasi itu lagunya buat joget enak. Apalagi di situ menteri-menteri pada senyum, pada joget. Nah, kalau saya kaku, diam saja, kan, nanti situasinya ‘ada apa nih?’ Kan, jadi aneh,” ujar Winda kepada ANTARA, Sabtu, 20 Agustus 2022.

Winda telah mempelajari bahasa isyarat Indonesia (Bisindo) sejak 2011. Ia menjelaskan dalam bahasa isyarat ada tiga hal terpenting, yakni isyarat, ekspresi, dan verbal. JBI dalam penyampaiannya perlu menggambarkan situasi dalam acara tersebut dengan gerakan tubuh.

Dalam hal musik, Winda menginterpretasikan dengan mengisyaratkan tiap-tiap alat musik yang digunakan, serta suasana yang terjadi agar dipahami pemirsa tuli.

Ia bercerita pernah menginterpretasikan lagu dari band GIGI. Musik rock yang dibawakan grup band tersebut bernuansa keras, sehingga ia tidak harus berjoget agar pemirsa tuli memahami.

Advertising
Advertising

Dilakukan Spontanitas

Winda bercerita baru kali ini ia menjadi JBI di acara HUT ke-77 RI. Interpretasi lagu Ojo Dibandingke pun dilakukannya dengan spontanitas karena aksi Farel Prayoga menyanyi tidak ada di rundown acara yang ia terima.

Winda sempat terkejut setelah melihat Farel bersiap menyanyi dan dalam siaran langsung. Namun, Winda berupaya tenang dan yakin mampu menerjemahkan lagu berbahasa Jawa itu ke dalam bahasa isyarat.

Winda setidaknya paham bahasa Jawa karena pernah tinggal di Solo.“Jadi, saya dalam lagu tersebut berusaha tetap mengikuti struktur Bisindo, tapi tetap menikmati lagunya,” kata dia.

Menurut Winda, Bisindo tidak seperti bahasa Indonesia pada umumnya yang memiliki pola SPOK (Subyek, Predikat, Obyek, dan Keterangan). Winda mengatakan dalam Bisindo, obyeknya didahulukan.

Misalnya pada lirik Wong kok ngene ojok dibanding-bandingke (Orang seperti ini jangan dibanding-bandingkan). Dalam Bisindo, akan diinterpretasikan “Orang seperti ini dibanding-bandingkan, jangan.”

Viral di Media Sosial

Sejumlah akun media sosial mengunggah aksi Winda Utami yang sedang menginterpretasikan lagu Ojo Dibandingke. Bahkan, ada pula ajakan untuk menjadikan gerakan Winda untuk diviralkan menjadi dance cover lagu tersebut.

Winda menanggapinya santai. Ia mempersilakan warganet yang mengapresiasi cara interpretasinya pada lagu Ojo Dibandingke untuk mempelajari gerakannya agar bisa dipahami untuk masyarakat tuli.

Harapannya, dengan populernya video dirinya, Winda dapat mengajak masyarakat dengar lebih tertarik untuk berkomunikasi dengan teman tuli.

Berkomunikasi dengan orang tunarungu tidak harus menggunakan bahasa isyarat, melainkan juga secara verbal dengan membuka masker dan berbicara pelan kepada masyarakat tuli, ataupun menggunakan tulisan yang diketik di ponsel. “Jangan takut untuk komunikasi dengan teman tuli, syukur-syukur kalau mau belajar bahasa isyarat komunikasi dasar bahkan lebih bagus,” ujar Winda.

Winda pun berharap pada dunia hiburan Tanah Air agar dapat memperluas akses untuk tuli. Misalnya dengan memberikan teks pada film-film Indonesia. Banyak masyarakat tuli enggan menonton film Indonesia karena kendala tidak adanya teks subtitel bahasa Indonesia.

Selain itu, dia berharap acara konser di Indonesia dapat menyediakan juru bahasa isyarat seperti konser-konser di luar negeri yang sudah mencapai kesadaran untuk akses disabilitas.

Baca juga: Farel Prayoga, Bintang Upacara HUT RI ke-77, Sukses Ajak Ibu Negara Berjoget

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

19 jam lalu

Cerita Peserta Disabilitas Ikut UTBK 2024 di UI

Begini cerita Makhsun Intikhon, penyandang disabilitas netra yang mengikuti UTBK untuk kedua kalinya di UI.

Baca Selengkapnya

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

22 jam lalu

Cerita Calon Mahasiswa Disabilitas Ikut UTBK 2024 di Unesa

Unesa menjadi lokasi pelaksanaan UTBK SNBT 2024 untuk calon mahasiswa disabilitas.

Baca Selengkapnya

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

1 hari lalu

37 Penyandang Disabilitas Ikut Rekrutmen Bintara Polri Tahun Ini

Jumlah penyandang disabilitas yang mendaftar rekrutmen Bintara Polri meningkat

Baca Selengkapnya

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

2 hari lalu

Dari UTBK Hari Pertama: Peserta Datang Tak Sampai 100 Persen, 7 Dicoret dari Layanan Disabilitas

Sebanyak 1.700 peserta tercatat mengikuti UTBK-SNBT 2024 pada hari pertama di Universitas Jember, Selasa 30 April 2024

Baca Selengkapnya

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

4 hari lalu

Memahami Pentingnya Kesetaraan Lewat Lomba Lari

Plan Indonesia dan YPAC mengingatkan masyarakat soal isu kesetaraan melalui lomba lari bertajuk 'Run for Equality'.

Baca Selengkapnya

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

5 hari lalu

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

Pada 35 tahun lalu, pengusaha Jepang Konosuke Matsushita pendiri Panasonic Corporation meninggal. Ini kisahnya membangun perusahaan elektronik itu.

Baca Selengkapnya

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

7 hari lalu

Lifecare Taxi Terbaru dari Bluebird untuk Layani Difabel dan Lansia, Pakai Toyota Voxy

Bluebird meluncurkan layanan Lifecare Taxi untuk menunjang kebutuhan penyandang disabilitas dan lansia.

Baca Selengkapnya

Kemenperin Batasi Impor Produk Elektronik Televisi, Mesin Cuci, AC hingga Kulkas

23 hari lalu

Kemenperin Batasi Impor Produk Elektronik Televisi, Mesin Cuci, AC hingga Kulkas

Pengaturan arus impor ini sebagai tindak lanjut arahan Joko Widodo perihal kondisi neraca perdagangan produk elektronik pada 2023 yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

29 hari lalu

Kemensos Berikan Gelang Khusus Disabilitas

Penyandang disabilitas sering kali menghadapi risiko yang tinggi dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

29 hari lalu

Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

Sebuah pondok mengaji di Majalengka membuat metode khusus belajar Alquran untuk penyandang tuli. Membaca Alquran dengan bahasa isyarat.

Baca Selengkapnya