Tanggul Citarum Diduga Bocor, Pj Bupati Bekasi Pantau Lokasi Rawan Banjir
Reporter
Antara
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Selasa, 6 Desember 2022 12:05 WIB
TEMPO.CO, Cikarang - Penjabat (Pj) Bupati Bekasi Dani Ramdan meninjau lokasi tanggul Sungai Citarum di Desa Setialaksana dan Lenggahjaya, Kecamatan Cabangbungin, Kabupaten Bekasi. Dani menerima laporan bahwa tanggul sungai itu merembes sehingga berpotensi terjadi banjir.
"Ada rembesan yang menyebabkan genangan air di beberapa jalan dan rumah warga sekitar tanggul kemarin. Makanya kami telusuri," kata Dani, Selasa, 6 Desember 2022, seperti dikutip Antara.
Selama ini, kata Dani, kondisi tanggul Sungai Citarum di sana cukup aman. Tanggul itu juga sudah dilengkapi pintu air dengan katup pengaman sehingga bisa mengalirkan air dari kawasan permukiman ke sungai.
"Ada pintu katup pengaman dari area luar tanggul ke dalam sungai. Jika kondisi sungai normal, air dari permukiman dialirkan ke sungai," ujar Dani.
Diduga rembesan air terjadi akibat ada lubang di luar pintu air tanggul. Meski saluran pembuangan sudah ditutup, air Sungai Citarum merembes dan menggenangi permukiman.
Baca juga: Banjir Landa Permukiman di Pebayuran Bekasi Akibat Luapan Sungai Citarum
Pemerintah Kabupaten Bekasi akan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum untuk menangani pintu air yang berlubang itu. Dia khawatir tanggul yang bocor itu akan menyebabkan banjir di Desa Setialaksana dan Lenggahjaya.
"Kami segera koordinasikan dengan BBWS Citarum karena musim hujan ini masih panjang dan diprediksi sampai awal tahun depan," kata Dani.
Pj Bupati Bekasi itu meminta camat dan kepala desa termasuk masyarakat sekitar tanggul selalu waspada. Mereka diimbau mengadakan ronda secara bergiliran, terutama malam hari untuk memeriksa ketinggian debit air sungai dan kebocoran tanggul.
"Jika ada tanda-tanda bahaya, harus segera evakuasi ke tempat yang lebih aman," kata dia.
Selanjutnya tanggul Sungai Citarum pernah jebol....
<!--more-->
Tanggul Sungai Citarum Pernah Jebol di Pebayuran
Tahun lalu, tanggul sungai Citarum jebol pada 21 Februari 2021. Akibatnya banjir setinggi 1,5 meter menggenangi Pebayuran dan Kedungwaringin hingga beberapa hari. Tanggul jebol itu terjadi di Desa Sumberurip dan Desa Karangsegar Kecamatan Pebayuran.
Ada ribuan rumah penduduk dan fasilitas umum maupun sosial terendam banjir. Bahkan ketinggian air pada hari pertama hingga kemarin mencapai 2,5 meter. Banjir akibat tanggul jebol itu juga sempat melumpuhkan jalur kereta api dan jalan pantura.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi juga sempat meninjau lokasi tanggul jebol itu. Jokowi minta perbaikan tanggul yang jebol di 3 titik itu selesai dalam 2 hari.
Pemerintah juga menangani rumah warga yang terdampak akibat tanggul jebol itu. Sedikitnya 30 rumah terdampak akibat kerusakan tanggul tersebut. “Yang terkena dampak, di sini tadi ada 30 perumahannya juga akan diselesaikan dalam waktu yang secepat-cepatnya,” kata Jokowi pada 24 Februari 2021.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tanggul jebol itu memicu banjir di beberapa desa di Kabupaten Bekasi pada Ahad dini hari, pukul 01.00.
Keempat desa yang terdampak banjir akibat tanggul jebol itu berada di Kecamatan Pebayuran. Banjir mengakibatkan 5 unit rumah hanyut. Petugas BPBD Kabupaten Bekasi melaporkan tinggi muka air antara 100 hingga 250 cm. BPBD telah mengidentifikasi kebutuhan mendesak penanganan darurat, seperti bambu, karung, mie instan, air mineral, makanan siap saji, obat-obatan, vitamin, perahu evakuasi, mesin perahu, tali tambang dan lampu tembak.
Baca juga: Banjir di Tangerang Sebabkan Tanggul Kali Angke Jebol