TEMPO Interaktif, Jakarta:Gubernur DKI Sutiyoso mengaku lebih setuju rapat pembahasan RAPBD DKI 2003 cukup dilaksanakan di Gedung DPRD dan Balai Kota DKI ketimbang harus di luar kota. Jika diselengggarakan di Jakarta, dirinya juga bisa langsung mengontrol anak buahnya yang sedang melakukan rapat dengan anggota dewan. Itu kan termasuk asas perhematan, saya tentu cederung di sini, kata Sutiyoso usai meninjau rapat antara Komisi A DPRD bidang pemerintahan dan hukum dengan eksekutif Pemda DKI di Ruang Pola Gedung G Balai Kota DKI, Kamis (23/1). Jika rapat pembahasan RAPBD dilaksanakan di Puncak seperti yang sempat dilakukan di Hotel Ciloto Indah Permai, kata Sutiyoso perlu beberapa jam waktu baginya untuk menuju ke sana. Dengan kepadatan kegiatan saya, nyatanya saya tidak bisa mengontrol. Di sini kan bisa kontrol dan saya bisa panggil mereka untuk bertanya bagaimana kemajuannya, ujar Sutiyoso. Rapat pembahasan RAPBD DKI di luar kota memang sudah menjadi tradisi bagi anggota dewan. Biasanya mereka melakukannya di Wisma Jaya Raya, Cipayung milik Pemda DKI. Namun, untuk tahun ini Wisma Jara Raya keburu dipesan sebuah organisasi kepemudaan. Anggota dewan lalu menggeser kegiatan ini ke Ciloto, sampai akhirnya dibubarkan pada rapat hari pertama Selasa kemarin karena membuat macet kawasan Puncak. Di masa mendatang, dalam membahas RAPBD DKI, Sutiyoso lebih setuju jika diselenggarakan di Jakarta, cukup di Gedung Dewan dan balai kota DKI. Rapat pembahasan RAPBD DKI tahun 2003 itu sendiri, hari ini memasuki hari ketiga. Rapat juga berlangsung dengan lancar meskipun tidak digelar di luar kota. Menurut Sekertaris daerah DKI, Ritola Tasmaya, dewan yang menentukan rapat harus tertutup karena acara ini diselenggarakan oleh dewan. Pada rapat hari sebelumnya, beberapa orang wartawan yang mencoba masuk ke ruang rapat langsung diminta ke luar dari ruang rapat. Namun ketika Sutiyoso hari ini meninjau ruang rapat Komisi A, anggota dewan terkesan tak berkutik, saat wartawan mengikuti Sutiyoso masuk ke ruang rapat tersebut. (Dimas Adityo Tempo News Room)
Berita terkait
Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua
5 menit lalu
Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua
Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.