Sedih 19 Anak Alami Gizi Buruk, PSI: di Ibu Kota Negara Jakarta Masih Ditemukan Demikian

Reporter

Amy Heppy

Editor

Sunu Dyantoro

Kamis, 5 Januari 2023 15:07 WIB

Seorang ibu memberikan vitamin A pada anaknya yang dibagikan oleh kader posyandu di Rorotan, Jakarta Utara, 18 Maret 2021. Menurut Sekretaris Kelurahan Rorotan Nani kegiatan pendataan serta penyuluhan gizi secara rutin dilakukan saat sebelum pandemi melanda. Hal itu sebagai salah satu upaya preventif untuk mengatasi masalah gizi buruk pada balita. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo menanggapi kasus 19 anak di Kelurahan Pejaten Barat, Jakarta Selatan yang mengalami gizi buruk dan penyakit penyerta.

Ara, panggilan akrab Anggara, menyebut hal ini sangat disayangkan bahwasanya di Jakarta masih ditemukan kasus demikian. “Sangat disayangkan di Ibukota Jakarta masih ada anak yang kekurangan gizi,” kata Ara kepada Tempo, Kamis, 5 Januari 2023.

Sejak kasus gizi buruk di Jakarta Selatan ini ditemukan beberapa waktu yang lalu, Ara mengaku dirinya lantas mendorong peran aktif Puskesmas dalam upaya mencegah terjadi kasus gizi buruk pada anak-anak.

“Saya mendorong peran aktif Puskesmas tingkat kelurahan untuk selalu melakukan monitoring dan upaya preventif terhadap kasus gizi buruk pada anak-anak dengan edukasi kepada masyarakat terkait kecukupan gizi,” jelas dia. Menurutnya, dalam penanganan kasus gizi buruk juga harus tuntas.

Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya penguatan pelaksanaan Posyandu balita di tingkat RW. “Tahun 2023 ini Komisi E berhasil mendorong tambahan anggaran untuk dukungan terhadap Posyandu di tingkat RW, semoga dapat ada perbaikan,” ujar Ara.

Advertising
Advertising

Baca: Gizi Buruk Masih Ada di DKI Jakarta, Anies Baswedan Bilang Begini

PDIP Sebut Pemprov DKI Kurang Koordinasi

Sementra itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menyebut kasus gizi buruk yang dialami 19 anak di Kelurahan Pejaten Barat itu sangat memprihatinkan.

“Kalau di Jakarta masih ada gizi buruk ya sangat memprihatinkan. Artinya, apa sih yang kurang? Dari sisi koordinasi Jakarta harusnya lebih baik, lebih mudah. Dari sisi anggaran Jakarta anggarannya cukup untuk memberi bantuan kepada masyarakat,” kata Gembong kepada Tempo, Kamis.

Menurutnya, hal ini terjadi karenan kurangnya koordinasi antara pihak-pihak terkait di Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta. Padalah, kata dia, Pemprov DKI memiliki perangkat hingga tingkat RT dan RW seperti Dasawisma (Dawis) dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).

“Jadi kalau kita bicara soal gizi buruk seharusnya ibu-ibu Dasawisma sudah bisa deteksi sejak awal. Namun mungkin hasil dari yang dilakukan oleh ibu-ibu Dasawisma tidak direspon oleh atasannya. Artinya, mungkin dinas terkait,” ujarnya.

Menurutnya, penanganan gizi buruk tidak bisa hanya dilakukan dalam waktu yang singkat. Melainkan harus melalui proses yang panjang dan melibatkan sejumlah dinas di Pemprov DKI Jakarta.

“Kalau ditanya kenapa ya ini soal koordinasi aja yang tidak jalan. Hasil-hasil itu kan seharusnya dinas terkait lainnya harus ikut turun, misalnya yang berkaitan dengan anak itu Dinas PPAPP (Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk) ya misalkan, Dinas Sosial,” ungkap Gembong.

Baca juga: 19 Anak Jakarta Selatan Mengidap Gizi Buruk, DPRD: Sangat Memprihatinkan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

3 hari lalu

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

3 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Usai Dihujat Pamer Starbucks Tutupi Ka'bah, Zita Anjani Mengaku untuk Pancing Obrolan

6 hari lalu

Usai Dihujat Pamer Starbucks Tutupi Ka'bah, Zita Anjani Mengaku untuk Pancing Obrolan

Zita Anjani membuat unggahan klarifikasi bahwa foto gelas Starbucks yang menutupi Ka'bah adalah upaya untuk memancing obrolan.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

6 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

7 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

7 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

8 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

9 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

12 hari lalu

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.

Baca Selengkapnya