Korban Brimob Semena-mena Masih Trauma

Reporter

Editor

Minggu, 26 April 2009 18:28 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Korban tindak kekerasan yang dilakukan oleh tiga anggota Brigade Mobil, Jaenudin Rahmat, masih trauma. Saat ditemui Tempo di ruang perawatan Lukas Rumah Sakit Sint Carolus, Jakarta Pusat Ahad (26/4) dia terus tertidur.

Terkadang dia mengeluh pusing. Menurut putra sulungnya, Ryan Arisman, 22 tahun ayahnya masih trauma akibat pemukulan yang dilakukan tiga anggota Brigade Mobil 8 April lalu. "Pernah liat orang berseragam polisi, langsung ngumpet di bawah meja," katanya.

Kali lain, saat dibawa ke rumah sakit Jumat lalu, tukang batu asal Desa Karang Tangsi, Losari, Cirebon itu juga lari tunggang langgang saat melihat pasien lain yang berkulit legam. "Soalnya salah satu Brimob yang memukul orang Indonesia Timur," kata Aris.

Setelah operasi untuk mengobati telunjuk dan jari tengah kanan yang patah akibat dipukul bambu, dokter mengizinkan ayah 4 anak itu pulang. "Paling lambat besok sudah pulang," kata Aris.

Dia belum tahu apakah Jaenudin akan langsung pulang ke kampung halamannya atau ke tempat lain. Pasalnya, polisi telah menetapkan Jaenudin sebagai tersangka penadah barang curian.

Kasus ini bermula dari pencurian perhiasan emas milik Vivi Octavianus, warga Taman Modern blok b 7 no 7, Cakung, Jakarta Timur, Januari lalu. Tersangka Anah, pembantu di sana, mengaku menitipkan barang curian ke Alan Riyanto, 20, anak kedua Jaenudin, yang sudah dua tahun bekerja sebagai karyawan di perusahaan pembasmi hama milik Vivi. "Entah bagaimana, dia bilang barang dikasih ke bapak," kata Aris, juga karyawan Vivi.

Walaupun yakin tidak bersalah, Aris mengatakan ayahnya akan tetap memenuhi panggilan polisi. "Asal yang menangani polisi yang memang berkewajiban, bukan Brimob," katanya.

REZA M

Berita terkait

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

19 hari lalu

Komnas HAM Catat Ada 12 Peristiwa Kekerasan di Papua pada Maret-April 2024

Komnas HAM mendesak pengusutan kasus-kasus kekerasan yang terjadi di Papua secara transparan oleh aparat penegak hukum

Baca Selengkapnya

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

35 hari lalu

Prajurit Siksa Warga Papua, Kapuspen: TNI Bukan Malaikat

Kapuspen TNI menyebut jumlah anggota TNI ribuan, sedangkan yang melakukan penyiksaan hanya sedikit.

Baca Selengkapnya

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

41 hari lalu

Amnesty International: Penganiayaan di Papua Berulang karena Pelaku Tak Pernah Dihukum

Amnesty Internasional mendesak dibentuknya tim gabungan pencari fakta untuk mengusut kejadian ini secara transparan, imparsial, dan menyeluruh.

Baca Selengkapnya

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

6 Oktober 2021

KontraS Minta Panglima TNI Segera Bahas Reformasi Peradilan Militer

Hasil pemantauan KontraS selama Oktober-2021-September 2021 menunjukkan reformasi peradilan militer jalan di tempat.

Baca Selengkapnya

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

16 September 2021

Serial Netflix Populer Ungkap Pelecehan yang Terjadi di Militer Korea Selatan

Serial Netflix Deserter Pursuit memicu perdebatan tentang militer Korea Selatan karena menceritakan pelecehan dan kekerasan selama wajib militer.

Baca Selengkapnya

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

27 Juli 2021

2 Anggota Lakukan Kekerasan ke Warga Papua, TNI AU Minta Maaf

TNI AU menyatakan penyesalan dan meminta maaf atas insiden dua anggotanya yang melakukan kekerasan terhadap seorang warga Papua di Merauke.

Baca Selengkapnya

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

5 Juli 2018

Jokowi Diminta Investigasi Kasus Kekerasan di Paniai Papua

Amnesti Internasional Indonesia meminta Jokowi membentuk tim investigasi guna mengungkap kasus kekerasan yang terjadi di Paniai, Papua.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

8 Juli 2017

Berdamai, Dokter Militer dan Petugas Bandara Bersepakat Ini

Keduanya menyepakati bentuk pertanggungjawaban Guyum setelah menampar adalah meminta maaf secara tertulis kepada Fery, institusi, dan PT Angkasa Pura.

Baca Selengkapnya

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

8 Juli 2017

Tampar Petugas Avsec Bandara, Dokter Militer Mengaku Refleks

Jumat malam, polisi melepas Guyum setelah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman dengan Fery.

Baca Selengkapnya

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

8 Juli 2017

Berdamai, Polisi Melepas Dokter Militer Penampar Petugas Bandara  

Guyun mengaku salah dan meminta maaf atas penamparan yang dilakukannya. "Proses damai berjalan lancar tanpa ada intervensi pihak manapun."

Baca Selengkapnya